Panitia Pekan Gawai Dayak ke 34 Sambangi Kodam XII Tanjungpura, Pangdam Siap Dukung
Pada kesempatan ini, rombongan Panitia PGD ke 34 langsung di terima oleh Panglima Kodam XII Tanjungpura Pontianak yakni Mayjen TNI Herman Asaribab.
Penulis: Ferryanto | Editor: Ishak
Panitia Pekan Gawai Dayak ke 34 Sambangi Kodam XII Tanjungpura, Pangdam Siap Dukung
PONTIANAK - Panitia Pelaksana Pekan Gawai Dayak (PGD) ke 34, hari ini melakukan kunjungan ke Kodam XII Tanjungpura Pontianak, Jumat (10/5/2019).
Pada Kunjungan ini, turut serta Panitia Pelaksana PGD di wakili langsung oleh Wakil Ketua 3 Yohannes Baptista, Ketua Sekberkesda Joseph Odillo Oendoen, Sekertaris Sekberkesda Herculanus Didi, Sekertaris Kegiatan PGD Agustinus Ujang, dan Bendahara Yuliana Dodong.
Pada kesempatan ini, rombongan Panitia PGD ke 34 langsung di terima oleh Panglima Kodam XII Tanjungpura Pontianak yakni Mayjen TNI Herman Asaribab.
Pada pertemuan yang berlangsung santai ini, Panglima Kodam XII yang berasal dari tanah Cendrawasih Papua itu sempat menanyakan beberapa hal terkait budaya Dayak yang ada di Kalimantan Barat.
Baca: Mayjen TNI Herman Asaribab Berikan Selamat Atas Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Mempawah
Baca: Pangdam XII Tanjungpura Herman Asaribab Jamin Keamanan Kalbar Saat Pemilu
Satu di antaranya adalah ia penasaran tentang makna kalimat salam khas masyarakat Dayak yakni Adil Ka Ta Lino Bacuramin Ka Saruga Ba Sengat Ka Jubata, Arus, Arus, Arus.
Sekertaris Sekberkesda Herculanus Didi pun menjelaskan kepada Panglima Bintang 2 itu, bahwa itu merupakan salam masyarakat dayak yang bermakna ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atau Jubata.
"Ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Adil Katalino itu artinya Adil sesama manusia, Bacuramin Ka Saruga, itu merupakan pandangan hidup kita manusia mencerminkan kepada surga, kemudian Basengat Ka Jubata itu artinya roh kita, nafas kita, badan kita serahkan ke Tuhan Yang maha Esa. Jadi Secara keseluruhan, artinya wujud kita sesama manusia, mencerminkan kepada surga, dan mencerminkan kita kepada Tuhan, dan arus itu artinya mengaminkan,"paparnya.
Selanjutnya, Panglima juga menanyakan arti dari Rumah Radank.
"Rumah Radank ini merupakan tempat atau perkumpulan, di Kapuas Hulu disebut rumah Betang, ada di daerah yang menyebut rumah Panjang, dan diputuskan dalam musyawarah adat Dayak sekalbar, maka disebutlah rumah adat itu disebut Rumah Radank ini di ambil dari bahasa Sub Suku Dayak Kanayant, dan di Kalimantan Barat itu ada 487 bahasa, dan hasil musyawarah itu maka diputuskanlah rumah adat itu dinamakan rumah Randank, yang bermakna kumpulan beberapa kampung,"terangnya.
Kemudian, Yohanes Baptista selaku wakil ketua 3 menjelaskan rangkaian acara pada pekan gawai Dayak ke 34 nantinya.
Baca: FOTO: Panitia PGD Provinsi Kalbar ke-34 Beraudiensi ke Uskup Agung Pontianak
Baca: Tutup PGD IX, Bupati Rupinus Pukul Gong Sebanyak 7 Kali
Kepada Panglima, ia mengatakan bahwa gawai Dayak ke 34 ini merupakan agenda rutin yang merupakan agenda Pariwisata.
"Dalam kegiatan gawai Dayak ini, selain akan menampilkan berbagai sanggar yang ada di Kalimantan barat, juga akan di meriahkan oleh perwakilan dari tamu mancanegara, Serawak, Kuching, Serawak, juga akan dihadiri rekan - rekan dari luar Kalimantan, dan kegiatan akan dimulai di rumah Radank pada tanggal 18 Mei 2019,"ujarnya.
Selanjutnya, si jelaskan kepada Panglima bahwa si tanggal 19 akan dilaksanakan sebuah upacara adat yang bernama Ngampar Bidai.
"Dalam rangka pekan gawai Dayak ini nanti ada misa yang akan di gelar di tanggal 18, yang dipimpin oleh uskup agung Pontianak, dan ditanggal 19 ada upacara adat Ngampar Bidai, dan Ngampar Bidai ini, untuk acara Ngampar Bidai ini, mengambil tema dari Dayak kabupaten Bengkayang,"ujarnya.