Ustadz Abdul Somad

Ustadz Abdul Somad Beri Penjelasan soal Ziarah Kubur Jelang Ramadhan dan Tradisi Mandi Belimau

Ustadz Abdul Somad Beri Penjelasan soal Ziarah Kubur Jelang Ramadhan dan Tradisi Mandi Belimau

Editor: Nasaruddin
Youtube Tafaqquh
Ustadz Abdul Somad 

Ada salah satu tradisi yang bisanya dilakukan sebagian masyarakat menjelang tibanya bulan ramadan yaitu ziarah kubur dan tradisi mandi belimau.

Hal ini nampaknya telah menjadi tradisi ini sudah berlangsung lama.

Lantas, bagaimanakah hukumnya berziarah kubur menjelang Ramadan atau bulan puasa?

Dikutip dari Tribuntimur.com, menurut Ustad Abdul Somad, Nabi Muhammad pernah melarang umatnya berziarah kubur, namun sekarang sudah dibolehkan.

Terkait waktunya, bisa kapan saja, tak harus menjelang bulan puasa.

Baca: Ustadz Abdul Somad Ungkap Doa & Amalan Pembuka Pintu Rezeki, Waspadai Perbuatan Penutup Pintu Rezeki

Baca: Amalan-amalan Penting di Bulan Ramadan, Ustadz Abdul Somad: Ada yang Lebih Berat Dari Jihad

“Kapan saja boleh. Mau menjelang puasa, sedang bulan puasa atau setelah bualan puasa, bebas saja. Lalu mengapa orang-orang kita sering berziarah kubur menjelang bulan puasa? Mungkin saja karena dia baru bisa libur pas mau puasa atau saat sedang bulan puasa. Bisa juga karena hatinya sedang lapang, ingin mengingat Allah maka pergilah di ke kubur, mau mengingat mati,” jelasnya.

Katanya, hal ini ada di kitab karangan seorang syekh tentang ziarah kubur.

Lalu ada lagi pertanyaan, apakah berziarah kubur menjelang bulan puasa pernah dilakukan Nabi Muhammad?

Jawabnya, tidak semua perbuatan yang tidak dilakukan Nabi Muhammad lantas tak bisa pula kita lakukan.

Contoh, membaca ayat Kursi di empat sudut rumah ketika memasuki rumah.

Nabi Muhammad tak pernah melakukan ini, namun dilakukan oleh satu diantara sahabat Nabi Muhammad, yaitu Abdurrahman bin Auf.

“Abdurrahman bin Auf ketika pulang ke rumahnya malam hari, diucapkannya ayat Kursi di empat sudut rumahnya, kanan, kiri dan dua di belakang,” katanya.

Artinya, jika kita ingin juga melakukan ini untuk perlindungan dari kejahatan setan boleh saja walaupun tak pernah dilakukan Nabi Muhammad.

“Sebab hadis itu ada empat jenis, yaitu berdasarkan perkataan, sifat, ketetapan dan perbuatan Nabi Muhammad,” katanya.

Sejarah di Zaman Nabi, Pernah Diharamkan 

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved