Ternyata Sudah Tiga Pejuang Demokrasi di Sintang Gugur, Ada yang Hamil Tua
Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Legislatif 2019 tak salah jika disebutkan sebagai pesta demokrasi paling gila
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Madrosid
Ternyata Sudah Tiga Pejuang Demokrasi di Sintang Gugur, Ada yang Hamil Tua
SINTANG - Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Legislatif 2019 tak salah jika disebutkan sebagai pesta demokrasi paling gila, pasalnya untuk pertama kalinya lima jenis pemilihan dilaksanakan secara serentak.
Bahkan pada pelaksanaan pemilu kali ini banyak menelan korban. Sebab pada proses pemungutan dan penghitungan surat suara di TPS, semua yang terlibat harus bekerja lebih lama, bahkan hingga 24 jam nonstop.
Secara nasional, angka petugas KPPS, pengawas, maupun petugas keamanan yang akhirnya meninggal menyentuh angka ratusan. Rata-rata pejuang demokrasi yang meninggal dunia ini akibat kelelahan dalam bertugas.
Termasuk di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat tercatat tiga pejuang demokrasi harus gugur. Semuanya untuk suara rakyat yang harus disalurkan demi terlaksananya Pemilu 2019 yang sukses dan lancar.
Baca: Penerimaan Pajak Dana Desa Masih Rendah
Baca: Bupati Atbah: Sambas Bersiap Hadapi Ramadan
Baca: Hadir Pertama di Kota Pontianak, Menu Khusus Ikan Bakar Tuna, Deho dan Tude
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sintang Hazizah menjelaskan dirinya baru saja kemarin malam kembali mendapatkan informasi dari PPK Serawai jika ada petugas ketertiban TPS (Hansip-Red) yang meninggal dunia.
Petugas tersebut bernama Jentol, diketahui dirinya saat hari pemungutan menjadi petugas ketertiban di TPS 001 Dusun Batu Badak, Desa Mensulung Bio, Kecamatan Serawai.
Sebelum meninggal dunia, diketahui Jentol mengalami kelelahan, kurang tidur, dan kurang istirahat karena harus menjalan tugas hingga larut malam menjaga ketertiban pemungutan dan penghitungan suara di TPS 001 Batu Badak.
"Informasi dari PPK bahwa ada juga petugas ketertiban TPS meninggal satu hari setelah hari pemungutan suara karena memang kelelahan. Ditambah dengan kondisi beliau sakit paru-paru. Kita baru mendapatkan informasinya," katanya.
Selanjutnya kata Hazizah, tanggal 21 April 2019 kemarin juga ada anggota KPPS dari TPS 006 Desa Semuntai, Kecamatan Sepauk yang akhirnya meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pratama Sintang.
Diketahui bahwa anggota KPPS tersebut bernama Karwan (52) yang dirujuk ke Rumah Sakit Pratama Sintang setelah mengalami kelelahan saat bertugas di hari H pencoblosan.
"Yang bersangkutan mengalami kelelahan dan memang riwayatnya ada sakit paru-paru. Kemudian pada hari pelaksanaan mungkin terforsir oleh waktu dalam bekerja sehingga dilarikan ke rumah sakit," kata Hazizah.
"Tanggal 21 itu kita juga sempat jenguk namun hitungan jam setelah kita pulang, kita dapat kabar beliau meninggal dunia," tambahnya.
Sementara itu, kabar korban meninggal dunia didapat dari jajaran pengawas Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Sintang yaitu Panitia Pengawas Desa (PPD) Dedai Kanan Mudik, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang bernama Nani Rosmaini (28).
Ketua Bawaslu Kabupaten Sintang, Fransiskus Ancis menjelaskan bahwa Nani kelelahan setelah menjalankan tugas pengawasan pada saat distribusi logistik dari PPK ke PPS.