Tablo Kisah Sengsara Yesus, Membuat Umat Terharu dan Menangis

OMK Paroki Bunda Maria Jeruju, Jumat (19/4/2019) lalu menampilkan Visualisasi atau Tablo Kisah Sengsara Yesus di halaman gereja.

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Adegan-adegan yang ditampilkan dalam tablo Kisah Sengsara Yesus, dalam Ibadat Jalan Salib, Jumat (19/4/2019) di Paroki Bunda Maria Jeruju Pontianak. 

Tablo Kisah Sengsara Yesus, Membuat Umat Terharu dan Menangis

Citizen Reporter Volunter Komsos Keuskupan Agung Pontianak, Cessnia

SINGKAWANG - Jumat Agung adalah salah satu dari Tri Hari Suci, dimana dalam masa ini umat Katolik merayakan misteri terbesar karya penebusan : sengsara, wafat dan kebangkitan.

Pada Jumat Agung umat Katolik mengenang kembali sengsara dan wafat Yesus di kayu salib demi menebus dosa umat manusia. Perayaan Jumat Agung di dahului dengan ibadat Jalan Salib pada pagi harinya.

Terkait dengaan Ibadat Jalan Salib, Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Bunda Maria Jeruju, Jumat (19/4/2019) lalu menampilkan Visualisasi atau Tablo Kisah Sengsara Yesus di halaman gereja.

Baca: RAMALAN ZODIAK Asmara Minggu 21 April 2019, Cancer Lebih Kritis dari Biasanya, Virgo Introspektif

Baca: Kalbar 24 Jam - Kebakaran di Ketapang & Mempawah, hingga Uskup Agung Ajak Teladani Cinta Kasih Yesus

Baca: TERPOPULER - ART Luna Maya, Rocky Gerung Lawan Pendukung Jokowi, hingga Renungan Paskah

Umat sangat antusias menyaksikan Tablo Kisah Sengsara Yesus, yang dimulai pukul 07.00 WIB (pagi) ini. Adegan demi adegan yang ditampilkan membuat haru dan ada umat yang sampai umat menyaksikannya.

Mulai dari Yesus bersama murid-muridnya di taman Getsemani, kemudian Yesus didatangi oleh prajurit yang hendak menangkap Yesus yang ditutun oleh murid-Nya Yudas Iskariot, menuju ke istana Hanas, lalu berhadapan dengan Pilatus, bertemu dengan Raja Herodes.

Yesus dijatuhi hukuman mati setelah beberapa orang Yahudi yang dimotori oleh para imam dan pemuka agama memprovokasi rakyat agar Yesus dihukum mati, sementara penjahat bernama Barabas dibebaskan.

Yesus diseret dan dipaksa memanggul salibnya yang berat. Yesus dicambuk, disiksa, diludahi dan dihina. Siksaan-demi siksaan terhadap Yesus tersebut membuat umat yang hadir terharu dan sangat antusias menyaksikan Tablo ini.

Ada 45 orang pemain dalam Tablo ini. Persiapan latihan kurang lebih 2 bulan. Persiapan pemain dan kesuksesan dari Tablo ini tidah lepas dari peran seluruh panitia, dengan There selaku ketua panitia juga pelatih yang diketuai oleh Kiki Hendrik dibantu oleh Leon, Raja, Primus, Deny dalam proses latihan dan seluruh anggota OMK BMJ yang turut ambil bagian seperti perlengkapan, tim artistik dan lainnya.

“Saya terharu dan memberi apresiasi dari apa yang sudah dibuatkan Orang Muda Katolik (OMK) dalam menampilkan tablo ini, karena dengan ini kita sebagai umat Katolik diingatkan dengan bagaimana sengsaranya Yesus hingga di salibkan” tutur Airin salah seorang umat yang hadir.

Tablo ini bisa terlaksana karena dukungan penuh yang diberikan Pastor Paulus Pio, SVD selaku pastor paroki dan seluruh elemen Gereja.

Setelah Yesus wafat dan diturunkan dari salib, Ia dibaringkan di pangkuan Maria Ibunya.

Dalam isak tangis Maria dan pertanyaannya kepada Allah, semua pemain tertunduk dan menghormati akan kebesaran Allah. Tablo ditutup dengan semua pemain berbaris berjalan nunduk diringi dengan nyanyian lagu Di Kaki Salibnya.

“Saya pasrah terhadap cambukan dari algojo yang saya terima” ucap Aldo yang memerankan Yesus.

Tak heran usai tablo ini berlangsung, Aldo mendapati punggungnya sudah penuh dengan luka dan beberapa bagian badannya yang bengkak karena cambukan dari algojo.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved