Citizen Reporter
Misa Kamis Putih Mengawali Perayaan Tri Hari Suci Umat Katolik
Yesus kepada murid-murid-Nya menunjukkan bahwa Yesus ingin kita pun menjadi orang yang merendahkan diri untuk melayani sesama
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Jamadin
Citizen Reporter
Ketua Komsos Keuskupan Agung Pontianak, Paulus Mashuri
SINGKAWANG - Pada Kamis (18/4/2019) umat Katolik se-dunia memasuki Perayaan Tri Hari Suci. Tak terkecuali juga di Gereja Katolik Paroki Keluarga Kudus Kota Baru Pontianak. Perayaan digelar dua kali, yaitu misa I pukul 17.30 WIB dan misa II pukul 20.00 WIB.
Tri Hari Suci dimulai dengan Perayaan Ekaristi petang (sore hari) pada hari Kamis Putih, Jumat Agung dan memuncak pada Sabtu Suci (perayaan Malam Paskah), dan berakhir pada Ibadat Sore Minggu Paskah.
Pastor Fransiskus Kebry, CM yang memimpin Misa I mengatakan, dalam perayaan Kamis Putih ini Gereja mengenang Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya.
Menurut Pastor Kebry, perjamuan terakhir Yesus dengan para murid-murid-Nya bukanlah perjamuan keputusasaan, kesedihan, melainkan perjamuan yang penuh keakraban, penuh persaudaraan, penuh makna.
Baca: Jangan Sampai Suara Percuma, Ini Cara Sutarmidji Berikan Pendidikan Politik ke Anak-Anaknya
Baca: Polresta Pontianak Kerahkan 250 Personel Amankan Ibadah Misa Peringatan Paskah
“Perjamuan yang penuh kasih, Tubuh dan Darah-Nya diberikan untuk keselamatan murid-murid-Nya. Itulah Ekaristi,” pungkasnya.
Pastor Kebry mengatakan, pemberian diri Yesus yang sehabis-habisnya itu, dilambangkan pula dalam upacara pembasuhan kaki murid-murid-Nya.
“Dengan tindakan membasuh kaki para rasul, Tuhan hendak memberi teladan bagaimana para muird harus meletakkan dasar kehidupan bersama yang berlandaskan kasih dan pelayanan,” tandasnya.
Kepada umat, Pastor Kebry melontarkan sebuah pertanyaan reflektif. Mengapa Yesus harus membasuh kaki murid-murid-Nya?
Kata Pastor Kebry, pada umumnya orang sulit, gengsi, sok jual mahal untuk merendahkan diri seperti hamba di hadapan sesamanya. Sebaliknya kita ini cenderung angkuh, sombong, merasa diri benar, dan mudah meremehkan yang orang lain.
“Pembasuhan Kaki yang dilakukan Yesus kepada murid-murid-Nya menunjukkan bahwa Yesus ingin kita pun menjadi orang yang merendahkan diri untuk melayani sesama,” ujarnya.
Memang, harus diakui bahwa tindakan untuk saling membasuh kaki tidak mudah. Sebab, kita harus siap dan rela menjadi hamba bagi sesama kita. Namun, kita sadar bahwa Yesus telah memberikan teladan sehingga kita dapat melakukannya.