Penembakan di Masjid Selandia Baru Belum Sebulan, Kini 134 Muslim Mali Dibantai dan Dibakar
Kali ini, pembantaian terhadap 134 muslim Mali yang menargetkan penggembala Fulani di Mali Tengah, di desa Ogossagou terjadi pada Sabtu (23/3/2019)
Penembakan di Masjid Selandia Baru Belum Sebulan, Kini 134 Muslim Mali Dibantai dan Dibakar
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kekerasan di tanah Afrika kembali menghadirkan cerita pilu.
Kali ini, pembantaian terhadap 134 muslim Mali yang menargetkan penggembala Fulani di Mali Tengah, di desa Ogossagou terjadi pada Sabtu (23/3/2019)
Kekerasan yang diduga dilakukan oleh anggota kelompok etnis Dogon itu, secara brutal pada hari menargetkan etnis minoritas Fulani.
Banyak dari korban, menurut PBB, adalah perempuan dan anak-anak dengan kondisi kematian yang mengenaskan.
Baca: Cara Agar Lebih Cepat Mengetik di WhatsApp, 4 Cara Ini Bisa Kamu Lakukan dengan Mudah
Baca: Bocoran Tampilan Dark Mode WhatsApp Untuk Android, Seperti Ini Bentuknya!
Seperti dikutip dari Wartakotalive.com yang melansir dari CNN.com, seorang pria menyamar sebagai pemburu lalu membunuh 134 orang yang semuanya umat Muslim.
Menurut PBB, wanita yang sedang hamil ikut dibunuh dan beberapa korban dibakar hidup-hidup.
Insiden terbaru ini dianggap paling mematikan dalam konflik yang semakin keras setelah penembakan 50 jamaah Salat Jumat di Selandia Baru baru-baru ini.
Seluruh 134 korban tewas dalam serangan brutal yang menargetkan etnis minoritas Fulani, yang dituduh memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi jihad di daerah tersebut.
Menurut data PBB yang bermarkas di New York, pada 2018 sebanyak 202 warga sipil tewas dalam kekerasan komunal dalam 42 insiden di wilayah Mopti Mali.
Baca: Niat Puasa Senin Kamis & Doa Buka Puasa, Keutamaannya Luar Biasa! Cek Jadwal Waktu Solat di Sini
Baca: Hasil Sidang Banding MotoGP Soal Winglet Milik Ducati Bikin Aman Dovizioso di MotoGP Argentina 2019
Sementara telah terjadi konflik antara orang-orang Dogon yang lebih mapan dan para penggembala Fulani di Mali Tengah untuk waktu yang lama, mereka telah menjadi semakin keras sejak pemberontakan Islam militan di utara negara itu pada tahun 2012.
Pemerintah tampaknya menyalahkan kelompok pembelaan diri Dogon, Dan Na Ambassagou, atas serangan hari Sabtu dan telah melarangnya, meskipun kelompok tersebut telah membantah keterlibatannya.
Siapa Kelompok Dogon?
Orang-orang Dogon ebagian besar mempraktikkan pertanian menetap, telah tinggal di tebing Bandiagara di Mali tengah selama berabad-abad.
Rumah-rumah yang diukir di batu kapur dan arsitektur, serta cara hidup tradisional, menyebabkan tebing yang dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia 30 tahun yang lalu.