Terpilih Jadi Delegasi Pertukaran Pemuda ke Taiwan, Alda Swarni Dewi: There's Not Impossible

Mahasiswa IKIP PGRI Pontianak terpilih menjadi delegasi pertukaran pemuda ke Taiwan.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Alda Swarni Dewi mahasiswa IKIP PGRI Pontianak saat di Taiwan menjadi delegasi pertukaran budaya. 

Terpilih Jadi Delegasi Pertukaran Pemuda ke Taiwan, Alda Swarni Dewi: There's Not Impossible

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Mahasiswa IKIP PGRI Pontianak terpilih menjadi delegasi pertukaran pemuda ke Taiwan.

Mahasiswa IKIP PGRI Pontianak, Alda Swarni Dewi (19) berasal dari Desa Pulau Kumbang, salah satu desa yg berada di Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat.

Alda beruntung bisa terpilih menjadi salah satu peserta dari Indonesia yang berangkat ke Kaohsiung, Taiwan, untuk mengikuti Sustainable Development Goals (SDG) cultural camp selama 10 hari yang diadakan oleh National University Of Kaohsiung (NUK).

Alda sapaan akrabnya mengatakan terinspirasi sosok Oso sebagai tokoh masyarakat Kayong Utara yang telah menjadi pejabat terkenal dan mengharumkan nama Kabupaten Kayong Utara.

Baca: Gelar Bursa Kerja dan Wirausaha, BSI Jembatani Alumni Raih Peluang Kerja

Baca: Yonzipur 6/SD Gelar Turnament Sepak Bola Danyon Zipur 6 Open Cup Tahun 2019

Baca: 22 SMK di Sambas Laksanakan UNBK, Ada Yang Gabung Sekolah

Dirinya terinspirasi dari kegigihan dan kegigihan Oso yang sangat kuat hingga sekarang membuktikan hasilnya.

“alda kenal pak Oso, tapi pak Oso yang ndak kenal alda, alda pengen jadi pak Oso,” ujar Alda yang merupakan anak dari ibu seorang Guru SD dan ayah yang tukang urut, Minggu (24/3)

Dari dulu, ia selalu bermimpi untuk naik pesawat, bisa masuk ke perguruan tinggi yang bagus, mendapatkan indeks prestasi 4, bisa ke luar negeri dan bisa membahagiakan org tuanya.

Mahasiswi prodi Pendidkan Bahasa Inggris semester enam IKIP PGRI Pontianak ini mengatakan pada kegiatan Sustainable Development Goals (SDG) cultural camp yang dilaksanakan pada 11 Maret 2019 yang lalu, dirinya mengikuti beberapa agenda yg terdiri dari dua bagian yaitu indoor and outdoor.

Pada kegiatan indoor, ia mendapatkan beberapa lecture ,yaitu belajar tentang Chinese pop music, Chinese history, Chinese language, sustainable development goals, philosophy theory yang diajarkan oleh beberapa dosen dari NUK dan dosen luar yang berasal dari Prancis, dan nonton film bersama-sama di kampus NUK.

Sedangkan kegiatan outdoor, ia diajak jalan-jalan ke tempat-tempat bersejarah dan ke tempat yang belum pernah dijumpai di Indonesia selama di Taiwan.

Hari pertama ia diajak untuk ke Carrefour (di Taiwan, Calefu) untuk membeli beberapa kebutuhan selama 10 hari.

Hari kedua ada campus tour, melihat betapa besar dan bagusnya kampus NUK, budaya sekolah dan perbedaan dalam mengajar, dan hari-hari lainnya.

“Kami pergi ke Kaohsiung Ciatou Sugar Refinery, Refuieng Night Market, I-Ride (Kaohsiung software technology park, Brogent technology 4D movie experience) di mana kita bisa melihat seluruh dunia dan merasakan secara langsung hanya dalam beberapa menit,” ujarnya kembali.

Selanjutnya ke Zuoying Lotus Pond, Dragon Tiger Tunnel, Tainan one day trip (kota tertua di Taiwan, di sini kami belajar ttg history dan budaya taiwan), Qijin Island, The pier -2 art center, Central Park, I-shou University, Fo Guang Shan Buddha Museum (Museum buddha terbesar di dunia), dan akhirnya farewell party dengan menampilkan beberapa persembahan kepada Vice President of NUK yaitu Prof. Sam. dengan menampilkan tarian melayu sebagai budaya dari Kalbar.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved