Ustadz Abdul Somad
Tampil Perdana di Layar Kaca Setelah Ibunda Meninggal, Ustadz Abdul Somad Sampaikan Hal Ini
Tampil Perdana di Layar Kaca Setelah Ibunda Meninggal, Ustadz Abdul Somad Sampaikan Hal Ini Hal Ini Tentang Ibundanya
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Tampil Perdana di Layar Kaca Setelah Ibunda Meninggal, Ustadz Abdul Somad Sampaikan Hal Ini Tentang Ibundanya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ustadz Abdul Somad mengatakan, tak ada firasat yang dirasakan menjelang ibundanya meninggal dunia.
Menurut Ustadz Abdul Somad, setiap bertemu ibundanya selalu bercerita tentang kematian.
"Karena selalu ingat mati. Jadi kita sudah siap," kata Ustadz Abdul Somad saat bercerita kenangan bersama ibundanya.
"Makanya ketika adik saya kirim berita Mak meninggal, kita sudah siap semua. Dulu dia mau makamnya di sini, kemudian setiap mau Ramadhan sedekah, jadi selalu dia ngomong itu," ungkap Ustadz Abdul Somad, saat tampil perdana di layar kaca usai ibundanya meninggal dunia.
Baca: Ustadz Abdul Somad Sebut Mereka Inilah yang Hadir Waktu Pembagian Akal Sehat
Baca: Niat Solat Asar & Jadwal Sholat Asar Hari Ini, Ustadz Abdul Somad Ungkap Keutamaan Salat Awal Waktu
Baca: Bacaan Wirid Setelah Sholat sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW & Jadwal Solat Sepanjang Waktu
Ustadz Abdul Somad mengatakan ibundanya tak pernah mau memberatkan.
Cuman waktu berziarah bersama lima bulan lalu, ibunda Ustadz Abdul Somad mengatakan sesuatu.
"Ini aku mungkin di bagian kaki ni, katanya. Jadi saya memahami kalau setiap tahun beliau kesini. Kumpulkan anak yatim, fakir miskin anak sekolah. Jadi kalau makamnya di Pekanbaru kami ndak kemari. Mungkin itu cara dia," kata UAS.
Ustadz Abdul Somad kemudian bercerita tentang ibunya. Hajah Rohana, menurut Ustadz Abdul Somad lahir di Kampung Silau Laut.
Kampung Silau Laut didirikan oleh Syekh Abdurrahman atau Syekh Silau.
Syekh Silau itu ulama besar, murid dari Syekh Sulaiman Zuhdi.
"Jadi di kampung inilah beliau mendidik kami. Saya di sini sampai umur sembilan tahun. Ayah sibuk mencari nafkah," cerita Ustadz Abdul Somad.
UAS mengatakan ibunya yang sewaktu kecil menyerahkan ke guru mengaji.
Kemudian waktu pindah, di masa libur panjang UAS pulang ke Silau Laut dan disuruh mengaji.
"Waktu tuan Syekh masih hidup saya disuruh ngaji walaupun hanya mendengarkan bacaan fatihah. Untuk ngambil barokah," ceritanya.