Masuk Kawasan dan Penelitian di TWA Bukit Kelam Tanpa Izin, Empat WNA Polandia Diamankan
Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Sintang BKSDA Kalbar, Bharata Sibarani membenarkan telah mengamankan empat Warga Negara Asing
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Madrosid
Masuk Kawasan dan Penelitian di TWA Bukit Kelam Tanpa Izin, Empat WNA Polandia Diamankan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Sintang BKSDA Kalbar, Bharata Sibarani membenarkan telah mengamankan empat Warga Negara Asing (WNA) yang masuk kawasan TWA Bukit Kelam tanpa izin, Selasa (19/3/2019) kemarin.
Keberadaan empat WNA bekewarganegaraan Polandia tersebut pertama diketahui Tim Patroli SKW II Sintang sehari sebelumnya, dan langsung berkoordinasi dengan Imigrasi Kelas II Sanggau, dan anggota TNI-Polri di Kabupaten Sintang.
Saat dilakukan pengamanan, menurutnya keempat WNA Polandia tersebut sempat mengelak dan menyampaikan berbagai macam alasan. Namun saat digeledah, terbukti banyak sampel satwa dan tumbuhan yang diambil.
Baca: Deretan Penyebab Herkulanus Jadi Korban Penganiayaan Hingga Tewas di Sekadau
Baca: Polisi Berhasil Ungkap Kematian Herkulanus, 4 Terduga Pelaku Diamankan
Baca: Polisi Amankan 4 Terduga Pelaku Penganiyaaan di Meragun
Baca: Ketua Fraksi PKS: Perhatian Tonase Kendaraan Angkutan
"Diamankannya empat WNA asal Polandia tersebut, pertama mereka masuk tidak ada izin, kemudian mereka visanya wisata, kemudian mereka mengambil sampel tumbuhan dan satwa di sekitar TWA Bukit Kelam," jelas Bharata.
Menurutnya masuk dalam kawasan tanpa izin sudah menyalahi prosedur dan bisa dikenakan Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya.
Lanjutnya bahwa saat ini keempat WNA Polandia beserta barang bukti tersebut sedang berada di Dirjen Penegakan Hukum Wilayah III Pontianak dan sedang dilakukan pengembangan dan penyelidikan oleh Penyidik Gakkum.
"Dari bukti sampel yang kita temukan, saya belum berani bilang ada satwa atau tumbuhan yang dilindungi atau tidak. Tapi di situ yang jelas ada anggrek, laba-laba, kalajengking. Jadi itu yang dikembangkan penyidik Gakkum," jelasnya.