Pileg 2019
Hendak Duduki Parlemen, Ema Sarankan Caleg Perempuan Ubah Mindset
Peran kodrat atau reproduksi yang dimiliki perempuan sesungguhnya adalah kekuatan luar biasa, amanah
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Jamadin
Hendak Duduki Parlemen, Syf Ema Sarankan Caleg Perempuan Ubah Mindset
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Aktivis Perempuan Syf Ema Rahmaniah Al Mutahar, yang juga Akademisi Universitas Tanjung Pura Pontianak berharap agar para caleg perempuan mengubah mindset agar perjuangan untuk ke parlemen tidak sia-sia.
"Mungkin yang perlu diubah maindset para caleg adalah ketika mereka mulai beranggapan dengan jargon-jargon perempuan pilih perempuan, itu sudah tidak seberapa efektif, yang lebih efektif adalah perempuan mendapat dukungan perempuan, artinya perempuan itu tidak hanya memilih caleg perempuan tapi juga mengerahkan segenap energi, atau sosial ekonomi yang dimiliki untuk membantu keterpilihan caleg pilihan dia," kata Ema Rahmaniah Al Mutahar, Kamis (7/3/2019).
Menurutnya, para caleg harus menggunakan strategi yang berbeda dari sebelumnya digunakan.
"Jadi mulai sekarang caleg perempuan harus sudah mulai menggunakan strategi perempuan mendapat dukungan dari semua kalangan, perempuan mendapat dukungan dari perempuan, perempuan yang mendukung caleg perempuan mencarikan dukungan kepada pihak yang lain yang dianggap dekat," tuturEma Rahmaniah Al Mutahar.
Baca: Sri Murtini Damba Perempuan Golkar Penuhi Parlemen
Baca: Jumlahnya Ribuan, Kehadiran Hama Ulat Bulu Teror Warga Jalan Gadog
"Selama ini perempuan pilih perempuan kurang strategis, jadi perlu ubah mindset," timpal Ema Rahmaniah Al Mutahar lagi.
Lebih lanjutny, dikatakannya, pisu yang dipaparkan oleh caleg perempuan mestinya tidak lagi isu mikro, karena ketika masuk ke konstituen akan menimbulkan misintepertasi atas visi misi dari caleg itu sendiri. Maka lebih baik sifatnya makro saja.
"Sebenarnya anggota legislatif laki-laki dan perempuan itu setara sama punya kemampuan dan kewajiban memperjuangkan isu-isu kesetaraan dan keadilan gender bukan hanya jadi amanah menjadi wakil rakyat perempuan, ini yang juga perlu diubah maindsetnya," terang Ema Rahmaniah Al Mutahar.
Ema menuturkan, siapapun anggota legislatif laki-laki maupun perempuan punya tanggung jawab yang sama untuk memperjuangkan isu kesetaraan dan keadilan gender, dan apabila masih ada pandangan minor yang menggangap perempuan tidak mempunyai kapasitas mempuni karena keterbatasan kodratinya juga salah.
"Peran kodrat atau reproduksi yang dimiliki perempuan sesungguhnya adalah kekuatan luar biasa, amanah, bukan keterbatasan, dengan fungsi reproduksi atau peran kodrati justru akan menjadi kekuatan atau menunjukan perempuan punya strategi atau kepemimpinan yang unik terkait penyelesaian isu yang terjadi dimasyarakat," tukas Ema Rahmaniah Al Mutahar.