Pencanangan Pembangunan Bandar Udara Kota Singkawang

Selain itu, bandar udara nantinya akan menjadi sebuah gerbang penjaga nilai tradisi, budaya, serta kekerabatan.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / FILE
Petugas dinas Perhubungan saat memantau patok terbaru bandara singkawang di Pangmilang, beberapa waktu lalu 

Pencanangan Pembangunan Bandar Udara Kota Singkawang

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG -  Bandar udara Kota Singkawang kedepannya akan memudahkan aksebilitas antar kota yang dapat menguntungkan warga Singkawang dan sekitarnya dalam berbagai sektor.

Terlebih banyaknnya warga kota yang memiliki keluarga yang tinggal diluar. Diharapkan dengan itu, perekonomian daerah kedepannya dapat berkembang pesat sebagai hasil dari meningkatnya aksesibilitas dan efisiensi transportasi.

Selain itu, bandar udara nantinya akan menjadi sebuah gerbang penjaga nilai tradisi, budaya, serta kekerabatan.

Baca: Sekelompok Pemuda Diduga Lakukan Balapan Liar di Pantai Pulau Datok, Ini Kata All Biker Kayong Utara

Baca: VIDEO: Sekelompok Pemuda Diduga Balapan di Pantai Pulau Datok

Sebagai contoh, keberadaan komunitas pengusaha Singkawang yang berhuni di Kawasan Jembatan Besi, Jakarta Barat hingga saat ini masih menjaga silahturahmi dengan kembali mengunjungi Singkawang pada saat raya imlek, perayaan sembayang leluhur (chengbeng), acara ulang tahun, pernikahan, dan yang lainnya.

Acara pencanangan pembangunan Bandar Udara Kota Singkawang akan dilaksanakan pada Senin, 18 Februari 2019 berlokasi di titik perencanaan, Kelurahaan Pangmilang, Kecamatan Singkawang Selatan.

Melalui kesempatan ini pihak walikota mengundang berbagai pihak di antaranya Menteri Perhubungan, Hukum, HAM, Pariwisata, Agama, juga beberapa pengusaha nasional untuk datang mendukung pencanangan pembangunan bandar udara yang bersamaan dengan Festival Cap Go Meh. 

Diharapkan melalui hadirnya sebuah bandar udara baru nantinya akan mendongkrak pengembangan daerah Kota Singkawang dan sekitarnya.

Untuk itu, undangan menghadirkan pengusaha nasional ini bertujuan untuk menarik investor merambah investasinya mengembangkan potensi Kota Singkawang pada berbagai sektor.

Ditambah pihak walikota juga mengundang Hendy Lim selaku perancang basic design bandar udara Kota Singkawang, serta arsitek-arsitek Indonesia lainnya seperti Andra Matin, Yori Antar, Noerzaman, Tan Tik Lam, Willis Kusuma, Ferry Ridwan, Hadi Vincent, Budi Surachmat, dll untuk berpartisipasi mendukung mengembangkan Kota Singkawang melalui karya-karya arsitektur. 

Kedatangan Rombongan Arsitek di Singkawang

Rombongan arsitek-arsitek dari Jakarta dijadwalkan akan hadir mendukung acara pencanangan bandar udara (Bandara) baru di Kelurahan Pangmilang Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Senin (18/2/19).

Akan hadir Andramatin, arsitek Bandar Udara Internasional Banyuwangi, juga Yori Antar, Noerzaman, Tan Tik Lam, Hendy Lim, Willis Kusuma, Ferry Ridwan, Hadi Vincent, Budi Surachmat, dll.

Namun sangat disayangkan jadwal kedatangan para rombongan tertunda oleh adanya delay sebagai dampak dari tergelincirnya Pesawat Lion Air JT 714, pada Sabtu (16/02/19) sore.

“Dari kejadian ini kita dapat menyimpulkan bahwa keberadaan sebuah bandar udara di Singkawang menjadi sangat penting. Ke depannya Bandara Supadio Pontianak dapat bersinergi dengan Bandara Singkawang menjadi destinasi tujuan penerbangan dari kota besar lainnya untuk berpergian ke daerah-daerah di Kalimantan Barat.” Ujar Hendy Lim, selaku arsitek perancang basic design Bandar Udara Singkawang.

Momen ini juga digunakan untuk berwisata mengikuti Festival Cap Go Meh.

Yori Antar, dikenal sebagai pendekar arsitektur nusatara sebelumnya sudah berkali-kali datang ke Singkawang mengikuti perayaan Cap Go Meh. Kali ini beliau akan hadir dengan rombongannya yang berjumlah sebanyak 50 orang.

Dalam kesempatan kali ini, Walikota Singkawang meminta dukungan arsitek-arsitek untuk berpartisipasi mengembangkan Singkawang di masa mendatang.

Diharapkan kedepannya akan terwujud dialog-dialog antara perencanaan tata ruang dengan arsitek untuk mewujudkan ruang publik yang berbudaya, nyaman, adil, dan sadar lingkungan sebagai tempat tinggal masyarakat Singkawang.

Tak hanya pada penataan ruang di pusat kota, juga akan dibahas strategi pemanfaatan ruang alam untuk mewadahi fungsi rekreasi sekaligus konservasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pelestarian alam, sebagai contoh di Kawasan Sagatani, Singkawang Selatan yang kedepannya dapat dimanfaatkan sebagai Kawasan Hutan Wisata, dan Kawasan Konservasi Flora.

Sehingga perputaran ekonomi masyarakat sekitar dapat meningkat, kepedulian lingkungan alam Singkawang juga tetap terjaga. (*)
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved