Citizen Reporter
Jokowi Minta Kampus Respon Permasalahan Bangsa, Ini Program Rektor IAIN Pontianak
Maka harapan saya kiranya ini berjalan terus bahkan bisa lebih ditingkatkan peran pemerintah
Citizen Reporter
Humas IAIN Pontianak, Aspari Ismail
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersama seluruh Rektor PTKN dan Kakanwil Kemenag se-Indonesia melakukan silaturrahmi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jumat (25/1) malam usai penutupan rakernas Kementerian Agama.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melaporkan peningkatan indeks kepuasan jemaah haji di Indonesia kepada Presiden Jokowi.
"Indeks kepuasan jema'ah haji Indonesia meningkat menjadi 85,23. Di samping itu, Kementerian Agama juga berkomitmen untuk membumikan moderasi beragama di kehidupan berbangsa" kata Menteri Agama di hadapan Presiden Jokowi.
Baca: Deraian Air Mata Kerabat Iringi Perjalanan Agustami ke Liang Lahat
Baca: P4B Ngabang Gelar Donor Darah
Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengingatkan tentang perubahan lanscape sosial, politik, ekonomi yang sangat pesat.
"Perguruan tinggi keagamaan tidak boleh lamban menyikapi perubahan ini. Perguruan tinggi keagamaan harus tanggap dengan mengurus prodi dan fakultas baru," tegas Jokowi.
Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif turut hadir dalam pertemuan tersebut memberikan komentarnya.
"Di era pemerintahan sekarang ini kehidupan keagamaan sangat terjamin bahkan mendapat perhatian memadai seperti yang sering diungkap oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Maka harapan saya kiranya ini berjalan terus bahkan bisa lebih ditingkatkan peran pemerintah" harap Syarif.
"Dalam hal merespon perubahan sosial kemasyarakatan, IAIN Pontianak siap memangku mandatori khususnya dalam hal moderasi beragama. Karena negara kita sangat heterogen, maka instrumen agama harus menjadi penyanggah utama untuk kokohnya NKRI. Kita siap bersikap dalam bentuk program nyata. Kita sudah punya Rumah Moderasi," terang Syarif.
"Kita juga akan wujudkan penanaman kepahaman yang mendalam kepada para mahasiswa kita tentang wawasan kebangsaan. Kita akan perkuat kepahaman ke-Islaman mahasiswa kita melalui standarisasi kurikulum untuk mengembalikan ruh nilai keagamaan yang positif dan kondusif," tambah Syarif.