TRIBUN WIKI
Sulasti, Komisioner KPPAD Kalbar yang Bersemangat Kerja Sosial
Selain menjadi Komisioner KPPAD Kalbar, Lasti juga merupakan dosen tetap di STIE Pontianak.
Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Marpina Sindika Wulandari
Sulasti, Komisioner KPPAD Kalbar yang Bersemangat Kerja Sosial
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sulasti adalah satu dari lima Komisioner Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kalimantan Barat saat ini.
Anak kedua dari lima bersaudara ini merupakan putri dari bapak H. Munas Tarimo dan Ibu Hj. Sulasmi.
Selain menjadi Komisioner KPPAD Kalbar, Lasti juga merupakan dosen tetap di STIE Pontianak.
Sebelumnya, alumni Magister Manajemen Univ Tanjung Pura Pontianak ini juga sempat bekerja sebagai Relation Manager (RM) di Bank BNI Pontianak dan Relation Manager (RM) di Bank Sinar Mas Syariah Pontianak.
Bahkan ia juga pernah terdaftar sebagai anggota Partai Politik Golongan Karya (Golkar).
Namun berbekal pengalaman kerja selama belasan tahun dan berinteraksi dengan para mahasiawa, Sulasti mantap terjun sebagai Komisioner Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kalimantan Barat dan dilantik pada 26 April 2018.
"Berbagai pengalaman kerja yang saya dapatkan sebelumnya, saya jadi punya semangat untuk terjun ke sosial," kata saat ditemui Tribun beberapa waktu lalu.
Pilihannya untuk terjun ke bidang sosial, kali itu jatuh pada bidang anak.
"Dengan begini, saya bisa bantu, bisa berikan tenaga, pikiran saya terhadap masalah anak, " terangnya.
Lasty bercerita, dengan menjadi Komisioner KPPAD ia bisa menyemangati anak-anak yang memiliki persoalan hukum.
"Walaupun mereka sudah tersangka, bagi kami mereka hanya anak-anak yang bermasah. Hal itu dikarenakan lingkungan yang tidak mendukung mereka untuk jadi anak-anak yang baik. Kalau dibimbing mereka itu welcome, kita hanya perlu kurangi pikiran negatif mereka, kita tambah pikiran positive," katanya bercerita.
Meskipun sepanjang perjalanan nya sebagai satu diantara lima Komisioner KPPAD Kalbar, Lasti juga sempat diragukan oleh orang-orang di sekelilingnya.
Hal itu tidak terlepas dari budaya masyarakat yang masih menganggap perempuan itu lemah, sementara sebagai Komisioner KPPAD, menuntut mereka menjadi peribadi yang tangguh.
"Laki-laki lebih dianggap mampu, tapi bagi saya kalau kita dianggap tidak mampu kita tujukin aja bahwa kita sebenarnya mampu," katanya optimis.
Di KPPAD sendiri, Lasti merasa bahwa justru sentuhan perempuan sangat dibutuhkan.
"Dengan naluri seorang wanita, dengan pendekatan tertentu, untuk hal tertentu pula kita sebagai perempuan justru dibutuhkan di bidang ini, " kata alumni SMA Negeri 4 Pontianak itu. (*)