Prijono: Beras Menyumbang Sebanyak 0.16 Persen Dari 3.85 Inflasi

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Barat Prijono, menghadiri Launching Perum Bulog mengenai Ketersediaan Pasokan

Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / MASKARTINI
Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Kalbar, Prijono. 

Laporan Wartawati Tribun Pontianak Anggita Putri

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Barat Prijono, menghadiri Launching Perum Bulog mengenai Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras medium Tahun 2019.

Sekaligus Melepas Operasi Pasar dari Perum Bulog di Kantor Perum Bulog Pontianak Jl. Sultan Abdurachman No.129, Sungai Bangkong, Kota Pontianak, Kamis (3/1/19).

Prijono menyampaikan bahwa inflasi pada tahun 2018 di Kalbar yaitu 3,85 persen, sementara untuk inflasi nasional 3,13 persen jadi Kalbar masih di atas nasional.

Ia juga mengatakan nanti akan terus diupayakan agar inflasi Kalbar bisa mendukung inflasi Nasional dan diupayakan agar bisa dibawah itu.

Baca: Zulkifli Hasan Bakal ke Kalbar Hadiri Acara Internal PAN dan Dialog Dengan Masyarakat

Baca: Hari Pertama Stabilisasi Harga dan Stok, Bulog Sintang Siapkan Tiga Ton Beras

"Kalau kita melihat selama tahun 2018 ada lima komoditas tertinggi yang menyumbang inflasi dan beras berada di urutan keempat. Kenaikan itu 4 persen dengan andil dari 3.85 persen, beras menyumbang sebanyak 0.16 persen," tuturnya.

"Kita akan terus upayakan agar harganya tetap stabil. Kalau pengendali inflasi itu tidak harus menekankan harga sampai petani rugi dan menderita, tetapi bagaimana membuat harganya itu lebih stabil," imbuhnya.

Prijono melanjutkan, kalau sepanjang tahun 2017 beras tidak masuk dalam lima besar penyumbang inflasi, pada tahun 2016 juga tidak, tetapi pada tahun 2015 masuk sebagai lima besar penyumbang inflasi terbesar.

"Langkah selanjutnya nanti akan terus diupayakan bagaimana beras itu tidak menjadi penyumbang yang utama inflasi,"

"Kalian harus ingat bobot beras dalam penyumbang inflasi itu sangat besar jadi kalau ada kenaikan sedikit saja pengaruh inflasi sangat besar dan ini komoditas yang sangat penting karena kita semua makan nasi," ujarnya.

Baca: Sepak Takraw Siapkan 6 Atlet Seleksi Pra PON

Baca: Harga beras di Pasar Tradisional Pontianak di Awal Tahun 2019

Apa yang sudah dijelaskan Prijono diatas hanya menurut hitungan tahunan saja, namun kalau dilihat dari bulanan sepanjang tahun 2018.

Prijono mengatakan bahwa beras pernah menyumbang dua kali pada Januari dan Februari di tahun 2018 masuk sebagai lima komuditas penyumbang inflasi terbesar ada di dua kali bulan di tahun 2018.

Bagaimana pun kata dia, kenaikan harga bisa mempengaruhi terhadap daya beli kalau harga kenaikan tidak terkendali maka daya beli akan berkurang yang tadi Rp.10 ribu bisa beli 1 kg beras, kalau harga naik Rp.11 ribu sampai Rp.12 ribu dengan uang yang sama kita sudah tidak bisa lagi membeli jumlah yang sama dan coba kita pertahan bagaimana daya beli itu tidak turun.

Nanti kita diskusi kan kembali dibulan apa saja yang muncul dan akan dilakukan strategi untuk mengendalikannya.

Tahun 2019 kalau kami lihat harus tetap di dalam range target 3.5 plus minus 1 persen.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved