Mencari Orangtua Angkat, Ini Cara Wika Dekat dengan Masyarakat 

Wika ingin dekat dengan masyarakat, biar kerjanya lebih nyaman makanya minta dicarikan orangtua angkat

Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ANESH VIDUKA
Wendrika,Fasilitator Desa, Program Desa Peduli Gambut dari Badan Restorasi Gambut 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Bertugas di Desa Trimandayan, Kabupaten Sambas, Menjadi Fasilitator Badan Restorasi Gambut (BRG), Wendrika ingin bisa dekat dengan masyarakat. 

Maka, sejak ditetapkan bertugas di Trimandayan sekitar akhir Januari lalu, dan mempunyai posko di Kota Sambas ia memilih untuk mencari orangtua angkat di Desa Trimandayan. 

Baca: Kunjungi Landak, Danlantamal Pontianak Ajak Pemuda Masuk TNI AL

Jarak tempuh dan waktu dari posko menuju lokasi kerja menjadi pertimbangan Wika untuk memilih tinggal bersama warga di Desa Trimandayan. 

"Wika ingin dekat dengan masyarakat, biar kerjanya lebih nyaman makanya minta dicarikan orangtua angkat," ungkapnya. 

Baca: Jelang Perayaan Natal dan Tahun, Polres Landak Komitmen Ciptakan Rasa Aman

Permintaan tersebutpun direspon baik oleh pihak terkait, disana akhirnya ia memiliki seorang ibu angkat yang menurutnya berhati mulia dan sudah dianggap seperti ibu kandung. 

Dari sanalah Wika belajar banyak bagaimana harus bersikap, berkelakuan, tata krama, dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda dengan seluruh warga di Desa binaannya. 

Wendrika,Fasilitator Desa, Program Desa Peduli Gambut dari Badan Restorasi Gambut.
Wendrika,Fasilitator Desa, Program Desa Peduli Gambut dari Badan Restorasi Gambut.

Disana ia membaur dengan masyarakat, serta ikut berbagai kegiatan dan acara di Desa itu, seperti pengajian, nikahan, ulang tahun dan macam-macam. 

Hal itu ia lakukan sebagai upaya untuk mengenal masyarakat dan juga agar dikenal oleh masyarakat.

Karena menurutnya, untuk bisa masuk dan mengajak masyarakat mengelola lahan gambut bersama-sama, maka dua hal yang dibutuhkan. 

Baca: Harry Tuding Ada Upaya Sekelompok Lengserkan OSO di Hanura dan Perpolitikan Nasional

Pertama masyarakat harus kenal siapa dia sebagai Fasilitator, apa yang ingin disampaikan dan bagaimana caranya. 

Kedua, apa manfaat jika warga turut melakukan apa dan bagaimana cara yang disampaikan oleh sang Fasilitator, dalam hal ini Wika. 

"Ndak semudah yang kita bayangkan, mereka harus mengenal kita terlebih dahulu, tahu siapa kita, apa tujaun kita, apa mau kita, buat mereka nyaman dengan kita, buat mereka kenal, awalnya tahu kita, tahun tujuan kita," ungkapnya. 

Meskipun kegiatannya sebagai Fasilitator cukup padat, namun Wika berusaha tetap meluangkan waktunya untuk terlibat bersama masyarakat. 

"Kedua, nggak hanya kita modal dekat tapi harus membuktikan bahwa apa yang kita kerjakan itu sangat mereka butuhkan, dibuktikan dulu, setelah dibuktikan itu baru benar-benar mengalir saja, dan itu ndak semudah itu. Biasalah ada tantangan, rasa pesimis dari mereka," ungkap Wika. 

Wendrika,Fasilitator Desa, Program Desa Peduli Gambut dari Badan Restorasi Gambut
Wendrika,Fasilitator Desa, Program Desa Peduli Gambut dari Badan Restorasi Gambut (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ANESH VIDUKA)
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved