TNI-Polri Dikerahkan Pulihkan Keamanan di Papu, Moeldoko Pastikan Kawal Perusahaan Yang Tidak Aman

Atas tragedi pembantaian di Papu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan telah mengerahkan 150 personel anggota TNI dan Polri

Editor: Madrosid
ISTIMEWA
Moeldoko 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Atas tragedi pembantaian di Papu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan telah mengerahkan 150 personel anggota TNI dan Polri untuk memulihkan kondisi keamanan di Papua.

“Kami tidak ingin orang-orang yang sedang bekerja di sana, maupun masyarakat asli Papua merasa tidak aman,” ujar mantan Panglima TNI ini di Bina Graha Kantor Staf Presiden, Rabu (5/12/2018).

Sebanyak 19 pekerja Trans Papua dibantai kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB/KKB) di Kabupaten Nduga dan Ditrik Yigi, Papua.

Ditegaskan pula bahwa TNI dan Polri akan melindungi warga sipil asli Papua maupun pendatang dari gangguan kelompok ini.

Baca: Akreditasi 21 Puskesmas, Hairiah Berharap Semakin Profesional dan Primanya Pelayanan

Untuk itu pula, menurut mantan Wakil Gubernur Lemhanas, pemerintah akan memetakan daerah-daerah mana yang tidak aman dan memerlukan penjagaan khusus.

“Kami juga akan data perusahaan-perusahaan atau BUMN mana saja yang memerlukan pengawalan dalam melakukan pekerjaan strategisnya,” kata Moeldoko.

Ia memaparkan, saat ini sedang dibangun jalan Trans Papua, yang khusus antara Wamena – Agats (termasuk melewati Nduga) sepanjang lebih dari 800 kilometer.

Sementara itu, PT Istaka Karya mendapat tugas untuk membangun 14 jembatan di Trans Papua, dengan 11 jembatan di antaranya sedang dalam proses pengerjaan.

“Nduga termasuk zona merah. Daerah simbol kemiskinan, keterbelakangan, dan rawan konflik sosial. Pemerintahan Jokowi memperhatikan benar pembangunan kawasan tertinggal di Papua,” jelasnya.

“Pembangunan di Papua tetap dilanjutkan. Karena ini adalah upaya membuka infrastruktur daerah tertinggal yang menjadi visi Presiden Jokowi,” kata Moeldoko.

Penyerangan dan pembunuhan terhadap sejumlah pekerja PT Istaka Karya pada Minggu (2/12/2018), dilakukan saat mereka tengah membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Saat ini, jumlah korban tepatnya masih dikonfirmasikan.

Selain itu juga terjadi penyerangan terhadap pos pengamanan TNI di Distrik Mbua, Ndiga pada Senin (3/12/2018) yang mengakibatkan seorang anggota TNI, Sersan Handoko, meninggal dan satu lagi terluka tembak.

Moeldoko berharap TNI dan Polri tak perlu terprovokasi dengan kejadian ini.

“Tetaplah berlaku profesional dan proporsional. Jangan terpancing melakukan aksi balas dendam. Tunjukkan bahwa prajurit dan bhayangkara akan menjaga dan mengawal pembangunan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat Papua,” ungkap peraih bintang Adhi Makayasa 1981 itu.

Polri meralat jumlah korban pembantaian yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata terhadap para pekerja jembatan di distrik Yigi, Nduga, Papua.

"Informasi sementara adalah 20. 19 pekerja, dan 1 anggota TNI yang gugur," ujar Tito di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/12/2018)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Moeldoko: TNI Dan Polri Akan Kawal Pengamanan Pembangunan Infrastruktur Strategis Di Papua.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved