Rangkaian SAIK Ada Pertunjukan Festival Seni Rakyat Sebagai Wujud Toleransi Kebudayaan Daerah
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Rosarita Niken Widiastuti membuka festival seni pertunjukan rakyat
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Madrosid
Citizen Reporter
Vhutra Media Center Singkawang
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Rosarita Niken Widiastuti membuka festival seni pertunjukan rakyat di Alun-alun Kota Tangerang, Minggu (2/12/2018) malam.
Singkawang, MC- Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Rosarita Niken Widiastuti membuka festival seni pertunjukan rakyat di alun alun Kota Tangerang, Minggu (2/12/2018) malam.
Pertunjukan rakyat ini merupakan rangkaian dari Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK) 2018 yang dilaksanakan di Kota Tangerang mulai tanggal 2-4 Desember 2018.
Baca: Ribuan Peserta Difabel Senam Bersama Meriahkan SAIK 2018
"Festival pertunjukan rakyat ini diikuti 11 daerah se Indonesia," kata Niken.
Dengan digelarnya festival pertunjukan rakyat diharapkan ada pembelajaran. Saling memahami, saling toleran, saling menghargai, saling memahami antar kesenian maupun kebudayaan dari berbagai etnis dan daerah di Indonesia
"Di daerah harus dapat meningkatkan kesenian tradisional dan meningkatkan kebudayaan masing-masing daerah," ujarnya.
Tema yang disematkan pada pertunjukan rakyat ini, kata Niken menyangkut pemilu dan anti hoax. Ia berharap selain sebagai tontonan, pertunjukan rakyat juga sebagai tuntunan bagi masyarakat dalam menjelang pemilu.
"Dengan kesenian tradisional kita bisa membuka sekat sekat polarisasi dari masyarakat. Kita mengharapkan kesenian tradisional dapat membawa pesan damai," harapnya.
Niken mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak menyebarkan berita hoax, berita palsu dan ujaran kebencian serta bersama menjaga situasi menjelang pemilu dengan rukun damai.
Untuk diketahui, juri festival pertunjukan rakyat terdiri dari Staf Ahli Menmkominfo, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Institut Teknologi Bandung (ITB), Dewas TVRI dan praktisi kesenian.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Singkawang, Ahyadi berharap kesenian tradisional dapat menjadi salah satu media diseminasi informasi dari pemerintah ke masyarakat.
Diseminasi informasi yang dikemas dalam kesenian lokal dirasakan akan lebih mengena karena ada komunikasi langsung dengan masyarakat.
“Selain jadi tontonan, kesenian tradisional juga diharapkan menjadi tuntunan bagi masyarakat lewat pesan-pesan yang dibawakannya. Lewat pertunjukan rakyat pesan bisa disosialisasikan lewat seni tradisonall, tari, musik, dialog dan lainnya,” harap Ahyadi saat menghadiri pembukaan.
Untuk bisa tepat pada sasaran, pertunjukan FK Metra sebaiknya dilakukan di tempat terbuka.
Dengan demikian, pesan yang akan disampaikan langsung bisa di tangkap oleh masyarakat luas.