Pembunuhan Sungai Rengas
Terungkap Fakta Mengejutkan, Seminggu Sebelum Kejadian Pembunuhan Anak Oleh Ayah Sendiri
Pelaku pembunuhan anak kandung sendiri Supardi Supriyatman (36), bekerja sebagai satpam di Jl Karet Komplek Karet Permata Khatulistiwa Pontianak
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ya' M Nurul Anshory
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pelaku pembunuhan anak kandung sendiri Supardi Supriyatman (36), bekerja sebagai satpam di Jl Karet Komplek Karet Permata Khatulistiwa Pontianak.
Kejadian itu menewaskan Putri Aisyah (1,5) merupakan anak kandung dari Supardi.
Dari hasil investigasi Tribun, Senin (26/11/2018), di tempat Supardi bekerja, bertemu dengan rekan kerja yang malam itu berganti shift dengannya.
Rekan kerja Supardi, yakni Hendra (32) menceritakan kisah sehari sebelum terjadi pembunuhan brutal tersebut.
Baca: Pembunuhan Anak Oleh Ayah Kandungnya, Ini Penjelasan Psikolog
Hendra menjelaskan waktu itu dia masuk jam 12.00 WIB sampai jam 18.00 WIB. Kemudian dari jam 18.00 WIB sampai jam 22.00 WIB penjagaan dilanjutkan Supardi.
Usai menjaga komplek Supardi lanjut bekerja di Rumah Makan dari jam 22.00 WIB sampai jam 06.00 WIB.
Hendra mengatakan bahwa Supardi ini pekerja keras yang terlalu ambisius.
"Dia itu kerja disini juga, di rumah makan juga, jadi driver Grab juga, dia bekerja sekitar 4 bulan," jawab Hendra.
"Disini ada empat orang security yang bekerja. Gaji semua sama disini, 1.2 juta," tambahnya
Seminggu sebelum kejadian Hendra sudah menyadari perubahan perilaku Supardi.
"Waktu ganti shift saya lihat dia lebih banyak ngelamun daripada kerja, sebelum kejadian banyak perubahan, tidak memperdulikan orang lewat, banyak termenungnya daripada kerja," ujarnya.
Sekitar satu bulan sebelum kejadian Supardi juga sempat meminta ruqyah.
"Supardi pernah cerita, dia mau buang barang di badan dia, mau minta ruqyah, belum sempat diruqyah sudah kejadian seperti itu," ujar Hendra.
Baca: KPU Pontianak Sebut Sebagian Besar APK Tambahan Peserta Pemilu di Kota Pontianak Belum Lapor
Hendra mengatakan dia mulai melamun seminggu sebelum kejadian, kadang-kadang Supardi tertawa sendiri.