Bupati Martin Rantan Resmi Tutup Pentas Seni Budaya Dayak, Ini Dampak Yang Diharapkan
Bupati Ketapang Martin Rantan SH. M Sos menutup secara resmi Raker Pentas Seni Budaya Dayak dan pameran ke VI Dewan Adat Dayak Ketapang
Penulis: Nur Imam Satria | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Nur Imam Satria
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Bupati Ketapang Martin Rantan SH. M Sos menutup secara resmi Raker Pentas Seni Budaya Dayak dan pameran ke VI Dewan Adat Dayak Ketapang.
Momen tahunan kegiatan budaya tersebut diharapkan Bupati semakin mempererat persaudaraan serta kekeluargaan antar suku yang termuat dalam tri kerukunan antar suku di Kabupaten Ketapang.
“Acara budaya seperti ini merupakan acara yang cukup strategis dalam rangka menjalin silaturahmi tali persaudaraan dan kekeluargaan atau antar sesama masyarakat dikabupaten Ketapang“ kata Martin Rantan di taman Budaya pendopo Bupati Ketapang, Minggu (25/11/2018.
Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari tersebut yang merupakan even budaya ini adalah tempat untuk bertemu tempat untuk saling bertukar pikiran.
Baca: Lestarikan Budaya, Digelar Kejuaraan Menyumpit Dandim 1203 Ketapang Cup 2018
Oleh sebab itu Bupati menyampaikan lagi pesan supaya masyarakat menjaga tri kerukunan antar suku.
Kerukunan yang pertama adalah kerukunan internal suku-suku yang ada, kita berharap masyarakat Dayak rukun sesama masyarakat Dayak.
Pemerintah berharap agar suku-suku di Kabupaten Ketapang ini rukun.
Kerukunan yang kedua bahwa kerukunan antar suku yang ada dikabupaten Ketapang artinya masyarakat suku Dayak rukun dengan masyarakat suku Melayu dan seterusnya.
Sebagai Pemerintah berharap kepada suku yang ada dikabupaten Ketapang ini tetap rukun.
Kerukunan yang ketiga adalah kerukunan seluruh suku antar suku dengan pemerintah khususnya Pemerintah kebupaten Ketapang .
“Kabupaten Ketapang sudah terbukti mengambil peran politik sangat baik santun karena Kabupaten Ketapang ini sudah dipimpin oleh berbagai macam suku," lanjut Martin.
Kesimpulan dari Tri kerukunan ini di Ketapang menurut Martin sudah menunjukkan kerukunan antar suku dengan baik sehinga Ketapang ini tetap menjadi daerah kondusif dan harmonis,
Kegiatan budaya seperti ini diingatkan Bupati jangan membuat masyarakat dayak menjadi eksklusif premordial.
Tetapi menjadilah masyarakat yang berinteraksi sosial dengan suku-suku lain dengan Pemerintah termasuk juga urusan keagamaan jadikanlah perbedaan ini menjadi kekayaan.
Sebagaimana pilar kebangsaan yang keempat yaitu bhineka tunggal ika walaupun kita berbeda-beda suku tetap kita tetap satu jua yaitu anak bangsa kesatuan Republik Indonesia yang berbingkai Pancasila.