Kasus Asusila Diluar Nikah Tinggi, Chainar: Masyarakat Tal Lagi Melihat Norma Yang Ada

Ini terjadi karena ada kesempatan sendiri. Memang kalau ilihat dari sosial tindakan ini tidak baik.

Penulis: Syahroni | Editor: Jamadin
Stop Asusila 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Fenomena sosial, seperti kasus asusila yang terjadi di Kota Pontianak dalam setahun ini tercatat lebih dari 400 kasus pasangan luar nikah diamankan Satpol PP.

"Saya melihat ini ada kaitannya dengan pergaulan bebas dan teknologi yang semakin canggih," terang Dra Chainar M.Si, Pengamat Sosial Untan, Kamis (22/11/2018)..

Orang ingin mencoba, apa yang dilihat dan apa yang diketahuinya. Apalagi saat ini pergaulan bebas, apapun yang dilakukan sudah bebas, mereka tidak lagi melihat norma-norma yang ada dimasyarakat.

Mereka yang terjaring razia seharusnya lebih diteliti, apakah memang pekerja sex komersial (PSK) atau bukan. Karena motifnya adalah macam-macam.

Baca: Hadir ke Kalbar, Surya Paloh Ingatkan Kader Untuk Profesional dan Menjaga Moralitas

Fenomena sosial seperti ini, bukan hanya terjadi di kota besar seperti Kota Pontianak. Tapi kita tidak sadar didesa juga banyak seperti ini. Malahan kasus-kasus seperti pelecehan, pemerkosaan lebih banyak terjadi di kabupaten-kabupaten dan desa.

"Ini terjadi karena ada kesempatan sendiri. Memang kalau ilihat dari sosial tindakan ini tidak baik. Mungkin dari sisi lain mereka mempunyai alasan tersendiri melakukannya," lanjut Chainar lagi.

Mungkin masalah ekonomi, broken home atau alasan lainnya, kemudian ada juga untuk ikut-ikutan.

"Sekarang, saya melihat semakin majunya teknologi maka orang semakin mudah mendapatkan informasi mengenai hal yang memancing pada hawa nafsunya,"tambahnya.

Dampak pada dirinya, khusus perempuan dia tidak sempurna lagi, dimasyarakat dia akan dapat hukuman sosial.

Ini berkaitan juga dengan penjualan bebas alat kontrasepsi, penggunanyakan bisa saja ingin mencoba karena penasaran serta alasan lainnya. Memang yang banyak karena pengaruh lingkungan, teknologi, pergaulan dan dari keluarganya yang kurang memberikan perhatian.

"Harus dilihat motifnya melakukan ini, apakah karna ada peluang, motif ekonomi atau motif tertentu lainnya yang mendorong mereka melakukan hal tersebut," imbuhnya.

Pengendali sosial yang paling ampuh memang iman dan taqwa, walaupun sudah ada hukum menurut UU dan aturan lainnya.

Pemerintah dengan aturannya melakukan razia untuk memberikan efek jera dan memang manusia ini mempunyai sifat yang mudah berubah.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved