Gubernur Kalbar Sutarmidji Buka Joint International Seminar IPDN West Kalimantan

Gubernur Kalbar, H Sutarmidji buka joint international seminar IPDN West Kalimantan Campus With Universiti Utara malaysia

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Gubernur Kalbar H Sutarmidji buka joint international seminar IPDN West Kalimantan Campus With Universiti Utara malaysia (UUM)- ITS "enhancement the border governanvce to relize prosperity and peace at the border area" di aula Bhineka Tunggal Ika, Kantor BPSDM Kalbar, Senin (19/11/2018). 

Citizen Reporter

Staf Humas Pemprov Kalbar

Rinto

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalbar, H Sutarmidji buka joint international seminar IPDN West Kalimantan Campus With Universiti Utara malaysia (UUM)- ITS "enhancement the border governanvce to relize prosperity and peace at the border area" di aula Bhineka Tunggal Ika, Kantor BPSDM Kalbar, Senin (19/11/2018).

Dalam kegiatan tersebut, Gubernur Kalbar H Sutarmidji mengapresiasi seminar internasional sebagai bagian upaya membentuk karakter bagi lulusan IPDN guna mewujudkan profesionalitas dan mengimplementasikan ilmu mereka yang telah didapatkan dalam pemerintahan. 

"IPDN ini alumni menyebar ke segala lini (sektor) kehidupan berbangsa dan bernegara dalam penyelenggaraan tata kelola pemerintahan. Sehingga mereka juga harus berpengalaman untuk berhadapan dengan kondisi-kondisi perbatasan negara, antara negara kita dengan negara lain," ungkapnya.

Baca: RAMALAN Zodiak di Tahun 2019, Ini Zodiak Yang Paling Beruntung!

Sutarmidji menilai pembahasan perbatasan khususnya di Provinsi Kalbar yang dinilainya cukup penting. Sebab, panjangnya perbatasan yang ada di kalbar cukup luas maka perlu penanganan yang sangat profesional dalam perbatasan.

"Bicarakan perbatasan cukup penting khususnya kalbar, karena panjang perbatasan darat itu bisa sampai 966 kilometer tak gampang menanganinya. Apalagi ada beberapa border perbatasan yang belum memadai, tahun depan akan ada dua border yang akan dibentuk dan itu semua harus penangaan yang profesional," tuturnya.

Dengan penangann yang profesional dan komprehensif, sehingga membuat masyarakat di perbatasan itu bisa merasakan hadirnya pemerintah. Ia pun mensandingkan dengan program nawacita Presiden Jokowi yang mana salah satu programnya membangun daerah pinggiran.

"Di zaman Presiden Jokowi salah satu program nawacita yang membangun daerah pinggiran dan itu sudah dilakukan. Perbatasan sudah mendapatkan perhatian yang cukup luar biasa, nah pemerintahan daerah mengisi dengan membangun desa-desa yang perbatasan dengan desa mandiri supaya ada sinergi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah," tegasnya.

Daerah yang memiliki perbatasan langsung dengan negara lain harusnya bisa memiliki peluang. Mantan Walikota Pontianak dua periode itu memberikan contoh, di negara Vietnam, Laos dan Kamboja saat ini menanam pohon karet unggul besar-besaran.

Di negara lain, saat ini banyak pesanan peralatan perkantoran yang dihasilkan oleh pohon karet.

"Di luar negeri banyak pesanan meubler dari bahan kayu karet bisa ini betul-betul pesanan, tapi ini juga bisa menjadi satu cara untuk pasokan jika sudah habis di negara lain dan akhirnya mereka sudah produksi dengan memanfaatkan kayu karet tersebut. Ini juga harus kita antisipasi," imbuhnya.

Sementara itu Dekan Fakultas Hukum Tata Pemerintahan IPDN Jatinangor, Murtir Zeddawi mengungkapkan kegiatan seminar internasional bertujuan menjalin kerjasama dalam bidang penelitian dan pendidikan bagi para alumni IPDN. Saat ini para lulusan IPDN terdapat di berbagai sektor baik bidang pemerintahan, ekonomi dan kepala daerah.

"Dalam seminar ini nantinya akan mengahasilkan suatu analisis yang akan dijadikan rekomendasi bagi kepala daerah sebagai bahan dalam mengambil suatu kebijakan," ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved