6 Puteri Pelajar SMA Menari di Acara Penutupan Bulan Rosario Dengan Misa Syukuran
Enam puteri pelajar SMA Dayak Kalimantan menari dipelataran sekolah SMA PGRI 3 Tayan Hilir Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Madrosid
Citizen Reporter
Staf
Rudi Hartono
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Enam puteri pelajar SMA Dayak Kalimantan menari dipelataran sekolah SMA PGRI 3 Tayan Hilir Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau.
Tepat jam dua siang mereka menutup Bulan Rosario dengan Misa Syukur, dipimpin oleh Pastor Fidelis Siagian dari Paroki Sosok, Keuskupan Agung Pontianak.
Usai Misa Syukur diadakan ramah tamah bersama Pastor Fidelis dan Ibu Maria Goreti, S.Sos.,MSi, Anggota MPR RI dari DPD RI Provinsi Kalimantan Barat.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah, Yunius Osias Aont, SP, menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada Maria Goreti yang berkenan hadir di sekolah mereka.
Baca: Akuntabilitas dan Transparansi Keuangan Pemerintah Wajib Harus Dipenuhi
Hari ini menjadi istimewa karena kita kedatangan wakil kita di Jakarta,Ibu Maria Goreti ini sudah 'terbang' ke mana-mana, ke luar negeri ke luar provinsi, hari ini 'hinggap' di sekolah kita ini.
Kita tunggu apa pesan dan wejangan beliau untuk kita generasi muda Indonesia dan Kalimantan Barat.' ujar Pak Osias Aont ramah
Pak Osias Aont yang terkenal tidak menjaga jarak dengan para pelajar putera maupun puteri ini menyampaikan bahwa sekolah yang ia kelola ini merupakan sekolah induk, kadang sekolah induk ini terkesan ditinggalkan para siswa dan alumni.
Saat kesempatan itu, Maria Goreti tidak lupa menyampaikan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia pasca reformasi tahun 1998 silam.
Di Republik Indonesia sebagai salah satu hasil reformasi adalah adanya lembaga baru di RI, yakni Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang bertepatan pada saat itu hadir ditengah-tengah mereka.
Yunias Osias Aont, yang pernah menyenyak pendidikan di Yogyakarta khususya Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta ini menuturkan kepada Maria Goreti bahwa para siswanya kebanyakan dari kelas menengah ke bawah, bahkan ada satu siswi yang dikeluarkan oleh sekolah Negeri namun dengan alasan tidak ingin memotong masa depan siswa maka Kepala Sekolah yang juga memiliki satu putera dan dua puteri ini menerima siswi tersebut.
"Sama sekali tidak takut disebut sebagai sekolah buangan karena kita memikirkan masa depan anak Bangsa Indonesia sendiri" Kata Pak Osias seraya menambahkan bahwa sekolah SMA PGRI 3 Tayan Hulu ini ijin operasionalnya tahun 1986.