Sebut Komoditas Jagung Menjanjikan, Dishanpang Hortikan Sanggau Dorong Petani Tanam Jagung
Hendri menegaskan, tahun 2019, pihaknya sudah mengusulkan ke pemerintah pusat melalui Kementrian terkait untuk bantuan bibit jagung
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan (Dishangpang Hortikan) Kabupaten Sanggau, H John Hendri menyampaikan, apabila melihat trend perkembangan pertanian di kabupaten Sanggau khusus tanaman pangan padi, sejak tahun 2015, 2016, 2017 surplus beras.
“Artinya terjadinya luas tanam sehingga diikuti dengan produksi yang cukup, sehingga tahun ini peningkatan produksi selalu meningkat. Oleh karena itu, silahkan masyarakat menilai, ” katanya, Selasa (30/10/2018).
Baca: Dishangpang Hortikan Sanggau Dorong Petani Tanam Jagung
Baca: Berikan Motivasi, Karolin : Namanya Juga Wirausaha, Bisa Berhasil Bisa Gagal
Dari semua ini, kalau kita bicara komoditi bahwa sektor padi sudah sukses, karena trendnya selalu meningkat.
Tinggal bagaimana menata dari sisi pemasaran, bisa dalam bentuk ekspor dari Sanggau ke kabupaten lain, Provinsi lain dan mungkin juga negara lain.
“Dengan dasar itu, untuk kedepan kita mungkin sudah bergesar sedikit, kita juga akan bicara jagung. karena dasar pemikiran kita itu permintaan juga cukup tinggi diluar, di Singkawang saja butuh 10 ribu ton perbulan, sementara yang sudah dipenuhi 5 ribu dari Bengkayang. sisanya mereka impor, Nah kalau kita bisa sedikit bantu juga. Artinya selain dari Bengkayang ini kan diharapkan dari kabupaten lain, bisa Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, Landak dan lainya, ” tuturnya.
Oleh karena itu, pihaknya kata Hendri menjadikan salah satu dasar pemikiran. Jangung ini juga, bagi masyarakat juga sudah familiar, setiap musim tanam atau ladang, mereka selalu menanam jagung, cuman jagung untuk konsumsi.
“Jadi kalau kita dorong petani untuk tanam jagung tidak asing lagi dikalangan petani. Dua hal ini yang menjadi dasar pemikiran sehingga kedepan kita juga mulai mengeser, tapi bukan meninggalkan tanaman padi, tapi kita coba melakukan penanaman jagung, ” tegasnya.
Mudah-mudahan, lanjutnya, tahun 2019 kita sudah mulai untuk menanam jagung. Dan mudah-mudahan petani kita merasakan atau tahu bahwa jagung juga menjanjikan.
“Tanaman jagung ini juga selain berupa kebun jagung juga kita lakukan tumpang sari. Bagaimana nanam jagung, padi dengan jagung.bagaimana juga menanam kedelai dengan jagung, kemudian bagaimana kita nanam ketiganya sekaligus dilahan yang sama. Dan itukan pola saja, artinya cara untuk bercocok tanam jagung ini banyak caranya, bisa disela-sela tanam padi bisa juga kebun jagung, ” tegasnya.
Hendri menegaskan, tahun 2019, pihaknya sudah mengusulkan ke pemerintah pusat melalui Kementrian terkait untuk bantuan bibit jagung seluas 10 ribu hektare kemudian pupuk.
“Kalau bicara lokasi, semua Sanggau punya potensi untuk itu, tinggal melihat animo masyarakatnya, ” terangnya.
“Mereka punya lahan dan mau nanam jagung, tidak dibatasi. Kalau mereka mengajukan perkelompok tani, ada 15 orang dan total lahan 15 hektare ya sudah kita bantu itu, kalau ada yang lahan totalnya 30 hektaer 1 kelompok tani ya kita bantu, ” tambahnya.