Serahkan Lima Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Ke Pemkot Pontianak, Ini Harapan Sutarmidji
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat serahkan lima sertifikat warisan budaya tak benda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat serahkan lima sertifikat warisan budaya tak benda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak di Pontianak Convention Center (PCC), Rabu (17/10/2018).
Penyerahan sertifikat secara simbolis dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Barat H Sutarmidji kepada Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Pontianak H Edi Rusdi Kamtono usai Festival Saprahan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kota Pontianak Ke-247.
Lima sertifikat warisan budaya tak benda itu diantaranya Masakan Paceri Nanas, Masakan Sayok Keladi, Kain Corak Insang, Saprahan dan Arakan Pengantin.
Baca: #YouTubeDOWN Viral di Twitter, Team YouTube Sampaikan Klarifikasi
Gubernur Kalimantan Barat H Sutarmidji berharap adanya kelima sertifikat itu melindungi hasil karya kuliner khas masyarakat Kota Pontianak yang telah ada sejak zaman dahulu kala.
“Lima sertifikat ini harus kita sambut positif. Ini agar hasil karya dan hasil cipta kita tak diklaim oleh orang-orang lain,” ungkapnya.
Midji sapaannya juga ingin kelima warisan budaya tak benda itu terus terjaga kelestariannya. Jika perlu, masyarakat seluruh Kalbar hingga tingkat nasional menerapkan kuliner khas warisan nenek moyang itu.
“Ke depan, kita berharap kuliner paceri nanas dan sayok keladi ini jadi satu diantara pilihan wisata kuliner di suatu daerah,” terangnya.
Untuk menjaga tetap lestari, satu diantara upaya yang dilakukan adalah melalui perlombaan-perlombaan. Tak hanya paceri nanas dan sayok keladi, Mantan Wali Kota Pontianak ini juga memberikan saran agar saprahan dan arakan pengantin harus punya pakem dan alur pelaksanaan kegiatan.
“Saya harap ada inovasi dari Pemerintah Kota Pontianak dalam proses pengemasan kuliner sebagai warisan budaya tak benda,” pungkasnya.