Citizen Reporter

Jurusan Biologi FMIPA Untan Selenggarakan Kuliah Tamu, Ini Tujuannya

Isu ini sering terjadi, terutama pada daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan habitat satwa liar.

Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Jamadin
ISTIMEWA
Suasana kuliah tamu di kampus Biologi FMIPA Untan pada Selasa (16/10/2018) sore. 

Citizen Reporter 

Ketua Himpunan Mahasiswa Biologi Fakultas MIPA Untan, Ibnu Riyaldy

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK -Dalam rangka meningkatkan pengetahuan mahasiswa terkait permasalahan konflik manusia dengan satwa liar, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Tanjungpura (Untan) bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Biologi mengadakan kuliah tamu di kampus Biologi FMIPA Untan, Selasa (16/10/2018) sore.

Ardiantiono, S.Si, pegiat konservasi di Tambora (Jaringan Konservasionis Muda Indonesia), hadir sebagai pemateri.

Hadir juga sebagai perwakilan jurusan, Riyandi, M.Si, yang dalam pembukaan kuliah tamu tersebut menerangkan mengenai pentingnya isu ini untuk dipahami, mengingat karena konflik manusia dengan satwa liar berpotensi merugikan kedua belah pihak. 

Baca: Terkait Sikap Demokrat, Suriansyah: Tidak Kami Sesalkan, Tetap Kami Harapkan

Karena saat ini, konflik manusia dengan satwa liar merupakan satu diantara tantangan dalam pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia. 

Isu ini sering terjadi, terutama pada daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan habitat satwa liar. 

Selain kasus buaya muara, konflik manusia-satwa liar di Indonesia umumnya melibatkan mamalia besar, seperti orangutan, gajah dan harimau. 

Melalui kegiatan ini, Riyandi berharap agar peningkatan pengetahuan tentang topik ini dapat mendorong komunitas akademika termasuk di dalamnya mahasiswa untuk berkontribusi dalam pengelolaan konflik manusia dengan satwa liar di Indonesia.  

Satu diantara mahasiswa yang hadir, Ferdian mengungkapkan bahwa mahasiswa yang hadir antusias mengikuti kuliah tamu tersebut. 

Baca: Jadi Finalis dari Regional Kalbar, Dwiki Bertekad Tampilkan yang Terbaik Pada AHSC 2018

“Penjelasan narasumber tentang pengelolaan konflik manusia dengan satwa liar di Indonesia menjadi magnet buat saya untuk mempelajari isu-isu konservasi” imbuh Ferdian.

Dalam presentasinya, Ardiantiono yang pernah mengenyam pendidikan postgraduate diploma di Wildlife Conservation Research Unit, University of Oxford, di Inggris menyampaikan beberapa hal terkait isu yang diangkat. 

Antara lain penjelasan tentang definisi konflik manusia dengan satwa liar, penyebab timbulnya konflik, dan studi kasus pengelolaan konflik manusia dengan gajah di Taman Nasional Way Kambas. 

Di akhir pertemuan, praktisi konservasi yang pernah bekerja untuk Wildlife Conservation Society - Indonesia Program dan Komodo Survival Program ini mengajak mahasiswa untuk terlibat dalam pengelolaan konflik manusia dengan satwa liar melalui kegiatan-kegiatan riset. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved