Kemenpora : Kirab Pemuda Untuk Tangkal Radikalisme

"Yang hadir disini adalah para pemuda pilihan yang berprestasi dan seleksinya dilakukan secara Nasional dan online," ujarnya

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ M WAWAN GUNAWAN
Asisten Deputi bidang kepemudaan Kemenpora RI, Drs Junaidi, M.Si saat memberikan sambutan di kegiatan Kirab Pemuda 2018, Selasa (16/10/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak M Wawan Gunawan

TRIBUNPONTIANAK.COMID, SAMBAS,- Deputi bidang pemberdayaan pemuda Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kempora) Republik Indonesia (RI) Prof Dr Faisal Abdullah, SH., M,Si., DFM, yang di wakili oleh Asisten Deputi bidang kepemudaan Kemenpora RI, Drs Junaidi, M.Si, mengatakan kegiatan Kirab Pemuda adalah untuk menangkal beberapa masalah wawasan kebangsaan.

Salah satunya adalah untuk menangkal Radikalisme dan isu Hoax yang terus terjadi.

Baca: Asisten Deputi Bidang Kepemudaan Kemenpora RI Beri Semangat Kepada Peserta Kirab

Baca: Ivan Seventeen Meriahkan Kirab Pemuda 2018

"Yang hadir disini adalah para pemuda pilihan yang berprestasi dan seleksinya dilakukan secara Nasional dan online," ujarnya, Selasa (16/10/2018).

"Sambas adalah titik ke 11 yang di kunjungi peserta kirab pemuda, dan nantinya puncak kegiatan akan dilaksanakan di Jakarta," sambungnya.

Menurutnya, saat ini Pemuda adalah sebagai bagian terbesar dari masyarakat Indonesia. Oleh karenanya, Pemuda diberikan jaminan oleh UUD untuk melakukan pengembangan diri secara utuh dan bermartabat.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini ada beberapa masalah wawasan kebangsaan di tanah air (Indonesia) yang masih terjadi.

Salah satunya seperti termarginalnya Pancasila di kalangan pemuda, munculnya gerakan Radikal, berkembangnya teknologi dan tidak di filter dengan penyaringan informasi yang baik oleh para pemuda dan juga Narkoba serta seks bebas.

"Itu semua menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia. Oleh karenanya, kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk melakukan penyadaran kepada kita semua, untuk menumbuhkan semangat kemerdekaan bagi pemuda-pemudi di seluruh Indonesia," tegasnya.

Oa menegaskan, untuk bisa mematuhi aturan hukum, maka berinteraksi dengan sesama, maka harus menunaikan nilai-nilai budaya yang ada.

"Melalui kegiatan ini, bisa kembali memupuk semangat kebersamaan dan juga penghargaan kepada sesama," tutupnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved