Gara-gara Postingannya di Medsos, Seorang Pemuda Ditolak Diperguruan Tinggi

di Bulan Agustus, seorang dosen ekonomi di Universitas Guizhou diusir setelah dituduh menyebarkan pernyataan politik yang berbahaya.

Editor: Jamadin
NET
Ilustrasi Medsos 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,HUNAN  - Lantaran menuliskan komentar di media sosial yang menunjukkan sikap tidak patriotik, seorang mahasiswa di China telah batal diterima perguruan tinggi.

Wang Dong (18), adalah mahasiswa program sarjana di Departemen Teknik Sipil di Hunan City University, yang baru mendaftar pada 9 September lalu.

Namun 10 hari berselang, dia diselidiki pihak kampus akibat komentarnya di Weibo, media sosial mirip Twitter.

Pihak Departemen Propaganda Komite Partai dalam pernyataannya yang dirilis pada Sabtu (22/9/2018), menyatakan bahwa Wang menuliskan komentar yang menghina.

Baca: Polda Ungkap Sabu 16,6 Kg Jaringan Internasional, Tangkap 2 Warga Filipina

"Wang menulis, 'mencintai negara saya adalah hal yang mustahil, saya tidak akan pernah mencintai negara saya'," bunyi pernyataan tersebut, dikutip SCMP.

"Dalam postingan lainnya, dia membuat komentar yang sangat keliru dan menghina negara dan berpengaruh sangat buruk," lanjut pernyataan itu.

Akibat komentar itu, pihak kampus, yang berlokasi di Yiyang, provinsi Hunan, memutuskan untuk membatalkan penerimaan Wang. Keputusan pembatalan penerimaan seorang mahasiswanya itu juga diunggah oleh pihak kampus ke Weibo dan langsung mengundang perdebatan dari warganet China.

Sebagian mendukung keputusan pihak kampus, namun sebagian lainnya menentang. Kasus yang menimpa Wang mengingatkan kembali akan peningkatan penerapan sensor di dunia pendidikan di China. Beberapa pekan sebelumnya, pemerintah China telah memerintahkan pemusnahan seluruh buku teks asing dari sekolah dasar dan menengah.

Baca: Menteri Bambang Brodjonegoro Harap PLTBm Bisa Direplikasi Hingga Daerah 3T

Sementara di bulan Agustus, seorang dosen ekonomi di Universitas Guizhou diusir setelah dituduh menyebarkan pernyataan politik yang berbahaya.

Menurut Gu Su, seorang pengamat hukum dan filsafat di Universitas Nanjing, kasus yang menimpa Wang berisiko membuat kelompok pelajar takut untuk menyuarakan pendapatnya secara jujur dan terbuka terhadap isu tertentu. Selain itu, hukuman yang dijatuhkan kepada Wang dianggap terlalu kejam.

Meski demikian, Gu menolak menyebut sikap perguruan tinggi tersebut mencerminkan situasi intoleransi yang sedang merebak di China.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved