Kurs Capai Rp15 Ribu, Bank Indonesia Sudah Tempuh Empat Langkah Stabilisasi Berikut
Kondisi stabilitas sistem keuangan kata Perry juga terjaga sebagaimana ditunjukkan oleh intermediasi yang kuat.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Jamadin
Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, melalui siaran pers Departemen Komunikasi menegaskan komitmen Bank Indonesia untuk mengawal secara ketat stabilitas nilai tukar rupiah. Serangkaian langkah stabilisasi telah ditempuh Bank Indonesia.
Pertama, meningkatkan volume intervensi di pasar valas, kedua, melakukan pembelian SBN di pasar sekunder. Ketiga, membuka lelang FX Swap, dengan target lelang pada 31 Agustus lalu 400 juta dolar AS. Keempat, senantiasa membuka windows swap hedging.
Baca: Rusman Ali Optimistis Sutarmidji-Norsan Bawa Kalbar Lebih Maju
Selain itu, Bank Indonesia juga senantiasa meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memastikan bahwa stabilitas nilai tukar dan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga.
Bank Indonesia meyakini bahwa kondisi perekonomian Indonesia tetap kuat dan berdaya tahan. Beberapa indikator perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan tersebut, seperti pertumbuhan ekonomi yang tumbuh cukup baik, dan inflasi yang rendah serta terjaga.
Berdasarkan pemantauan harga sampai dengan minggu V Agustus 2018, IHK diperkirakan -0,06% (mtm), atau secara year to date mengalami inflasi sebesar 2,12% (ytd), dan secara tahunan 3,19% (yoy).
Kondisi stabilitas sistem keuangan kata Perry juga terjaga sebagaimana ditunjukkan oleh intermediasi yang kuat. Namun demikian, Bank Indonesia juga senantiasa mewaspadai berbagai risiko yang mungkin timbul di tengah ketidakpastian global sebagaimana yang terjadi pada Turki dan Argentina.
Baca: Terbakar, Rumah Kasmin Rata dengan Tanah, Berikut Keterangan Saksi Mata
Dengan dukungan kebijakan baik moneter, stabilitas sistem keuangan maupun fiskal yang berhati-hati (prudent), serta komitmen Pemerintah yang kuat khususnya dalam mengurangi defisit transaksi berjalan, Bank Indonesia meyakini ketahanan ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia memperkirakan hingga akhir tahun defisit transaksi berjalan dapat mengarah pada 2,5% dari PDB pada tahun 2018, dan 2% dari PDB pada tahun 2019, khususnya didukung oleh beberapa kebijakan Pemerintah antara lain melalui kebijakan B20.
Kebijakan ini diperkirakan dapat menurunkan defisit hingga USD2,2 miliar, penguatan sektor pariwisata, penundaan beberapa proyek Pemerintah, dan peningkatan ekspor sekitar USD 9 sampai dengan 10 miliar pada tahun depan.