Penutupan Mempawah Mangrove Festival, Untan Buat 3 Program untuk Mempawah Mangrove Conservation

Pengolahan air bersih dipilih karena kondisi air di MMP memanglah belum cukup baik, karena kondisi air di MMP saat ini berwarna kuning

Penulis: Ferryanto | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ FERRYANTO
Hari Terakhir Summercamp, pembuatan Plabag oleh peserta Summercamp, Selasa (28/8/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak Ferryanto

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH- Mempawah Mangrove Festival yang di gelar oleh Mempawah Mangrove Concervation dan turut di suport oleh WWF Kalbar dan Universitas Tanjungpura (UNTAN) sejak tanggal 25 Agustus di Mempawah Mangrove Park (MMP), di desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir pada hari ini berakhir.

Di kegiatan ini terdapat pula agenda kegiatan Summercamp / Summer Shcoll yang diikuti oleh berbagai perwakilan Mahasiswa dari beberapa negara sekaligus, antara lain yakni Indonesia, Malaysia, Bruney Darusalam, Taiwan, dan Jepang.

Baca: Bank Indonesia Kalbar Meriahkan Mempawah Mangrove Festival

Baca: Peserta Sumercamp Antusias Buat Planbag Pengganti Polybag

Raja Fajar Azansyah, selaku ketua Mempawah Mangrove Concervation mengatakan bahwa di kegiata hari terakhir ini pihak Universitas Tanjungpura melalui Fakultas Teknik Untan mengerjakan beberapa Program Sekaligus.

Yakni Pembuatan alat pengolahan air bersih, Pembuatan Planbag, dan Pembuatan Website.

Pengolahan air bersih dipilih karena kondisi air di MMP memanglah belum cukup baik, karena kondisi air di MMP saat ini berwarna kuning dan cenderung sedikit berbabu.

Planbag merupakan sebuah alternatif dari penggantian Polybag, Planbag merupakan sebuah media tanam yang terbuat dari Sabut Kelapa,dan kertas, sedangkan Polibag sendiri terbuat dari Plastik, yang mana penggubaan Planbag diharapkan dapat mengurangi sampah plastik bekas yang ada.

Selanjutnya, pihak UNTAN pun pada kesempatan ini membuatkan sebuah Website untuk Mempawah Mangrove Concervation, yakni Mangrovekalbar.Com.

"Jadi, inisiasi program di hari terakhir ini apa yang memang kami butuhkan di lapangan, yaitu air bersih, Planbag, dan Website,"tuturnya.

Fajar berharap, dengan adanya kegiatan Summercamp ini, nantinya Mempawah Mangorvepark, Mempawah Mangrove Concervation dapat mulai terpublis hingga keluar negeri melalui para peserta yang berasal dari berbagai negara, sehingga kampanye save mangrove yang pihaknya jalankan dapat lebih berkembang yang membuat maayarakat menjadi lebih sadar akan pemeliharaan mangrove.

Kemudian, Kiki P Utomo, Dosen Teknik Lingkungan dari Untan mengatakan hal serupa bahwa dengan adanya kegaiatan ini, diharapkan Mangrove dapat dikenal secara luas di berbagai negara, sehingga semakin banyak masayarakat yang perduli akan mangrove.

"Tiap peserta inikan mempunyai akun media sosial, mereka mengupload, dan nantinyakan follower mereka melihat postingan mereka, diharapkan mangrove ini akan di kenal luas oleh dunia, dan banyak orang yang semakin perduli akan concervasi,"ungkapnya berharap.

Kiki mengatakan, pihaknya telah mempunyai beberapa rencana kedepan terkait program yang telah ada.

Satu di antaranya adalah terkait menjadikannya lokasi Mangrove Park sebagai lokasi Penelitian.

"Yang paling penting buat kami yakni,nanti mahasiswa kami bisa magang dan meneliti terkait mangrove, concervasi, teknologi, ekosistem, manusia, di lokasi ini, dan di harapkan hasil penelitian yang ada nantinya bisa di implementasikan disini, dan membantu kebutuhan masyarakat maupun pengelolaan mangrove yang ada,"ungkapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved