Badko HMI: Kabut Asap Meresahkan Masyarakat
Barat Fiqri Haqil Nur mengatakan, kabut asap yang melanda Kalimantan Barat kali ini sudah meresahkan masyarakat
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Madrosid
Citizen Reporter
BADKO HMI Kalimantan Barat
Najib Amrullah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Formatur Badan Koordinasi (BADKO) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kalimantan Barat Fiqri Haqil Nur mengatakan, kabut asap yang melanda Kalimantan Barat kali ini sudah meresahkan masyarakat, Senin (20/08/2018).
Menurutnya, Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat, Khususnya disekitaran Kubu Raya dan Kota Pontianak sangat meresahkan masyarakat.
Oleh karenanya, hal itu mengakibatkan mengganggu banyak hal terutama aktifitas masyarakat dalam mencari mata pencaharian sehari-hari.
Menurutnya kebakaran lahan gambut sudah sekitar sebulanan ini terjadi, namun baru dipertengahan bulan Agustus ini dirasakan kabut asap semakin tebal bukan malah makin berkurang.
Baca: Jelang Hari Raya Idul Adha, Mahasiswa KKL Integratif IAIN Pontianak 2018 Ajak Warga Kerja Bakti
"Sejauh ini upaya pemadaman dan penjagaan area kebakaran yang dijaga oleh berbagai elemen masayarakat, polisi, dan tim pemadam kebakaran sudah dilakukan, namun belum ada upaya yang tegas dari pemerintah untuk meminimalisir tebalnya kabut asap yang semakin hari semakin parah," ujarnya.
Seperti yang kita ketehui bersama, kebakaran lahan gambut sangatlah berbahaya. Hal itu dikarenakan areal yang terbakar tidak hanya dipermukaan, yang membakar seperti daun-daun kering, ranting pohon, semak dan lain-lain.
Kemudian api tersebut bisa saja menyebar tidak menentu secara perlahan dibawah permukaan, sehingga membakar bahan organik melalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar.
Dari penjelasan tersebut, api yang menjalar secara vertikal dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala, sehingga hanya asap bewrna putih saja yang tampak diatas permukaan.
Seperti halnya yang sedang terjadi sekarang, dan menyebabkan kabut asap yang sangat tebal disekitaran Kubu Raya dan Kota pontianak.
"Jika ditinjau dari Aspek Sosial Ekonomi, kebakaran lahan gambut ini menyebabkan hilangnya sumber mata pencaharian masyarakat yang masih menggantungkan hidupnya pada hutan seperti berladang, beternak, sawah dan lainnya," sambung Fiqri.
Baca: Ini Jadwal Pertandingan Panjat Tebing di Asian Games, Ada Atlet Asal Pontianak Loh
Fiqri menjelaskan, terganggunya kegiatan transportasi darat dan udara, seperti yang terjadi di kawasan bandar udara Supadio Pontianak. Dan juga dampak lainnya bisa terjadi, seperti protes dan tuntutan dari daerah lain.
"Bahkan jika terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menimbulkan protes dari negara tetangga. Karena mendapat kabut asap kiriman yang sangat meresahkan," jelasnya.