Maksimalkan Water Bombing, BPBD Kalbar Tambah Dua Unit Helikopter Tangani Karhutla
Bom air melalui helikopter dinilai masih jadi tumpuan pemadaman karhutla sehingga terus dioptimalkan oleh pihaknya. Saban hari,
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat TTA Nyarong menegaskan pihaknya terus lakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) gunakan bom air atau water bombing di wilayah Kalimantan Barat.
Bom air melalui helikopter dinilai masih jadi tumpuan pemadaman karhutla sehingga terus dioptimalkan oleh pihaknya. Saban hari, satu helikopter beroperasional selama 9 jam atau tiga kali sorti. Satu kali sorti sekitar 3 jam.
Baca: Polda Kalbar Gelar Salat Istisqa Meminta Hujan
Baca: Selain Ariel Noah, Ternyata Cut Tari Pernah Selingkuh dengan 4 Artis Ini! Siapa Mereka?
“Kami ngebom terus sampai sekarang icccni. Kalau tidak ada water bombing pakai heli, bisa tututp bandara karena kabut asap,” ungkapnya saat diwawancarai usai upacara Peringatan Ulang Tahun Ke-73 Republik Indonesia di Halaman Kantor Gubernur Kalbar, Jumat (17/8/2018).
Nantinya akan ada penambahan dua unit helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dua helikopter itu dimaksimalkan untuk membantu water bombing.
“Besok heli datang lagi dua. Sebelumnya kan lima. Jadi, totalnya ada tujuh heli,” terangnya.
TTA Nyarong tidak menampik hotspot yang tersebar pada 14 kabupaten/kota se-Kalbar sempat menembus angka 1.075 titik per 15 Agustus 2018 pukul 07.00 WIB hingga 16 Agustus 2018 pukul 07.00 WIB.
Namun, ia pastikan saat ini titik hotspot sudah menurun drastis. Berdasarkan rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak yang diolah dari data LAPAN, citra satelit Terra dan Aqua mencatat ada 229 hotspot per 16 Agustus 2018 pukul 07.00 WIB hingga 17 Agustus 2018 pukul 07.00 WIB di wilayah Kalbar.
“Kemarin ada lahan terbakar di kawasan Parit Haji Husin 2 Pontianak dan Sekunder C Kubu Raya. Asap memang sempat tebal,” terangnya.
TTA Nyarong menimpali hingga kini belum ada dana penanganan karhutla yang diterima oleh pihaknya. Saat ini penanganan karhutla berdasarkan dana masing-masing instansi yang punya tanggung jawab terhadap karhutla.
“BPBD justru tidak ada dana. Karena tupoksi saja maka dijalankan,” jelasnya.
Ia menambahkan penanganan karhutla tidak bisa dilakukan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Pasalnya, karhutla bisa ditangani melalui APBD jika statusnya berubah dari status siaga menjadi tanggap darurat.
“Tapi, menurut saya status siaga paling penting. Kalau statusnya tanggap darurat berarti kan 14 hari saja. 14 hari kita siap dana dari APBD. Kalau belum pulih diperpanjang 14 hari lagi, begitu seterusnya. Mau berapa Surat Keputusan (SK) yang dibuat ? Kalau statusnya tanggap darurat, maka heli bantuan BNPB tidak beroperasi dan pulang semua. Bagaimana mauwater bombing?,” imbuhnya.
TTA Nyarong berharap ketersediaan pos anggaran khusus penanganan karhutla pada tahun-tahun mendatang. Hal ini bertujuan agar penanganan karhutla bisa dilakukan segera tanpa menunggu anggaran keluar.
Selama ini, ia akui kesulitan dialami oleh satgas darat karhutla baik operasional maupun sarana-prasarana.
“Setelah dibom oleh heli tidak ada dana untuk tim darat memadamkan api yang ada di gambut. Biasanya ketika dipadamkan pakai heli, besok hidup lagi malah makin banyak dan besar. Ini jadi kendala,” tukasnya. (Pra).