Kalah Menang Semua Dapat Hadiah Saat Lomba 17 Agustus, Begini Penjelasan Dari Kacamata Psikologi

Mulai dari lomba di sekolah-sekolah, dilingkungan tempat tinggal bahkan tidak jarang juga dilingkungan kerja.

Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Psikolog Rika Indarti 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sudah menjadi tradisi, bahwa setiap moment jelang HUT kemerdekaan dimeriahkan dengan berbagai perlombaan.

Mulai dari lomba di sekolah-sekolah, dilingkungan tempat tinggal bahkan tidak jarang juga dilingkungan kerja.

Biasanya perlombaan yang digelar untuk menyemaraakkan 17 Agustus adalah lomba-lomba permainan rakyat atau permainan tradisional seperti lomba balap karung, lomba panjat pinang, lomba kelereng, lomba makan kerupuk dan banyak lagi.

Baca: Ketua Harian Masjid Oesman Al-Khair Minta Warga Turut Berdoa

Baca: Delapan Unit Kapal Hangtuah Siap Layani Wisatawan

Namanya lomba ya, pasti ada yang kalah dan ada yang menang, tapi karena emang dasarnya lomba 17an digelar buat seru-seruan jadi biasanya kalah atau menang semua bakal dapat hadiah, terutama buat anak-anak.

Supaya mereka tetap semangat dan nggak kecewa, dimoment bahagia pada hari peringatan kemerdekaan.

Namun dari sisi psikologi, kira-kira cara seperti ini apakah baik bagi tumbuh kembang psikologi anak? Apa nggak bikin anak-anak jadi tidak belajar menerima kekalahan ya guys?

Bagaimana ya penjelasan menurut kacamata psikologinya?

Psikolog Rika Indarti

"Tidak ada salahnya memperingati kemerdekaan dengan cara yang beraneka ragam. Biasanya yang digelar adalah permainan rakyat yang tujuannya lebih pada kekompakkan dan kebersamaan, sehingga kalah menang bukan menjadi target utama, tapi lebih pada kebersamaan. Sehingga tidak ada salahnya juga memberikan hadiah kepada semua peserta, tujuannya adalah agar anak menyadari bahwa hari ini berbeda dari hari lainnnya. Lebih baik lagi, bila bisa kita selipi dengan arti perjuangan dan kemerdekaan. Namun agar anak tidak salah dalam memaknainya, maka dari awal ditunjukkan oleh sikap orangtua, menyemangati boleh, tetapi jangan berlebihan dengan harus menang,"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved