Angkat Bicara Terkait Isu SARA Jelang Pilpres, Mahfud: Jangan Saling Mengkafirkan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA -  Munculnya isu suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA), di medsos belakangan terakhir membuat Mantan Ketua MK, Mahfud MD angkat bicara. Mahfud MD mengatakan, ungkapan SARA tersebut muncul secara 'liar'.

Terbaru, isu itu menimpa Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB), dan Kapitra Ampera yang disebut kafir karena berubah pandangan politik.

"Ya mungkin muncul secara liar, tapi kata-kata itu biasanya gelap, muncul di medsos yang tak bertuan," ujar Mahfud di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (31/7/2018).

Baca: Pemkot Pontianak Bagikan Bonus Pada Qori dan Qoriah Berprestasi

Menurut Mahfud, tidak sepantasnya sesama anak bangsa saling mengkafirkan seseorang yang memiliki perbedaan pendapat.

Sebab, katanya, terkadang tuduhan tersebut tidak sesuai dengan kepribadian orang yang dituduh, atau bahkan umpatan itu seperti menyerang diri sendiri.

Baca: Berulang Kali Mencipratkan Genangan air di Jalan ke Pejalan Kaki, Seorang Sopir Dipecat

"Jangan saling mengkafirkan hanya untuk keperluan lima tahunan, karena orang yang sering mengafirkan itu mungkin diri sendirilah itu yang kafir," papar Mahfud.

Mahfud menilai, penyelenggaraan pemilu merupakan wadah menjaring anak terbaik bangsa untuk menjalankan pemerintahan di periode ke depan.

"Kita temanya untuk mencari pemimpin yang baik, yang mampu menghadapi tantangan Indonesia ke depan dalam lima tahun, misal pemberantasan korupsi," ucap Mahfud.

Mahfud pun melihat penggunaan isu SARA pada Pilpres 2019 sudah tidak berlaku.

"Kalau soal ideologi agama, SARA, itu enggak musim. Kalau orang yang bawa simbol agama enggak pernah menang juga, makanya main program saja lah," saran Mahfud. (Yanuar Nurcholis Majid)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mahfud MD: Jangan Saling Mengafirkan Hanya untuk Keperluan Lima Tahunan