Citizen Reporter
Peringati Hari Anak Nasional, Kohati Fisip Untan Lakukan Hal Ini
Selain itu, Ia menegaskan bahwa sebagai mahasiswa, dirinya juga memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan kualitas Kota Layak Anak
Citizen Reporter
Novi
Anggota Kohati Fisip Untan
TRIBUNPONTIANAK.CO ID, PONTIANAK - Korps HMI-Wati (Kohati) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FISIP Untan Cabang Pontianak memperingati Hari Anak Nasional (HAN), dengan membagikan buku secara gratis kepada pengunjung anak-anak di Alun-alun Kota Pontianak, Selasa (23/07/2018).
Ketua Umum Kohati komisariat Fisip Untan Ayunda Titi Nur Faizah mengatakan bahwa Hari AnaK Nasional adalah momentum untuk meningkatkan kualitas kehidupan anak-anak di Indonesia.
Baca: Sosialisasi dan Optimalisasi Kanal Pendaftaran Program JKN-KIS di Sungai Tebelian
Baca: Batal Jadi Tuan Rumah, Ini Komentar Ketua KONI Sintang
Baca: Dirikan Rumah Baca, Remaja Kampung Pontianak Butuh Donasi
“Hari anak nasional merupakan momentum untuk mengingatkan kita akan kehidupan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Dengan demikian peran masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengawasi anak-anak indonesia, hal ini dimulai dari ruang lingkup yang kecil yaitu keluarga," ujarnya.
Selain itu, Ia menegaskan bahwa sebagai mahasiswa, dirinya juga memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan kualitas Kota Layak Anak di Pontianak.
"Disisi lain sebagai masyarakat umum, kami selaku mahasiswa juga turut andil dengan berkontribusi secara nyata dalam upaya meningkatkan kualitas kota layak anak di Pontianak," sambungnya.
Meskipun realitanya mahasiswa tidak memiliki wewenang untuk membuat kebijakan, tetapi mahasiswa memiliki peran untuk mengawal kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menjamin hak-hak anak indonesia khususnya di Kalimantan barat.
Tidak hanya itu, Titi Nur Faizah juga mengkritik kondisi sosial masyarakat Kota Pontianak. Menurutnya dewasa ini dan pengaruhnya untuk pertumbuhan dan perkembangan anak indonesia khususnya dikalimantan barat sangat banyak.
Salah satunya adalah kondisi sosial masyarakat, sehingga tidak jarang ditemukan anak-anak yang menjadi pengamen, bahkan pekerja kasar.
"Kota Pontianak sudah lama dinobatkan menjadi kota layak anak, namun idealnya suatu tatanan masyarakat tentu saja memiliki permasalahan sosial, tidak ada di suatu daerah yang luput dari permasalahan social termasuk Pontianak," paparnya.
"Tak jarang kita jumpai anak-anak dibawah umur berkeliaran menjadi pengamen, pemulung atau pekerja kasar. Selain itu kekerasan seksual, eksploitasi, seta pernikahan dini masih sering terdengar di telinga kita. Hal ini sangat disayangkan, seharusnya anak-anak menikmati masa anak-anaknya dengan bermain dan belajar," tegasnya.
Ia juga mengungkapkan point-point yang menjadi harapannya untuk kota Pontianak sebagai kota layak anak. Menurutnya ia harapkan pemerintah benar-benar merealisasikan dan menegaskan Undang-Undang yang mengatur tentang hak-hak anak indonesia.
Dengan memberikan hukuman bagi pelaku kriminalitas terhadap anak, dan tindak kekerasan lainnya. Maka dengan demikian permasalahan sosial dan anak-anak dapat diminimalisir serta akan terwujudnya kota yang benar-benar layak anak bukan hanya sekedar wacana.