Terekam Video, Ternyata Penyintas Suku Amazon Ini Hidup Sendirian di Hutan Selama Puluhan Tahun
Dia memiliki kesehatan yang baik dan bentuk fisik yang bagus karena melakukan semua hal itu
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, RIO DE JAINERO - Lembaga Pemerintah Brasil kembali merilis rekaman video adanya aktivitas seorang pria yang hidup dalam hutan selama puluhan tahun.
Melansir dari ABC News, Jumat (20/7/2018), menyebut, pria itu merupakan satu-satunya penyintas suku Amazon yang selamat dari serangan pada 1995 diketahui keberadaannya dan telah hidup sendirian di dalam hutan selama 22 tahun.
Video yang diambil dari kejauhan itu menunjukkan gambar pria menebang pohon dengan kapak di Tanaru, wilayah pedalaman yang dikelilingi perkebunan swasta dan penggundulan hutan di negara bagian Rondonia.
Menurut Fundação Nacional do Índio (FUNAI), badan Pemerintah Brasil yang melindungi suku asli, Guaporé Ethno-Environmental Protection Front, telah memantau pria tersebut tanpa pernah berbicara dengannya.
Namun, lembaga itu memastikan pria yang diyakini berusia 50-an tahun tersebut terlindungi dari ancaman eksternal, dengan mencegah siapa pun masuk sehingga dapat membahayakannya.
Koordinator regional FUNAI, Altair Algayer, mengatakan, pria itu sangat baik dalam hal berburu dan merawat pepaya serta jagung.
"Dia memiliki kesehatan yang baik dan bentuk fisik yang bagus karena melakukan semua hal itu," katanya, seperti dikutip dari Newsweek.
Berdasarkan data dari FUNAI, maraknya pembalakan liar dan pembukaan lahan untuk perkebunan di Rondonia berakibat pada penyerangan terhadap penduduk pedalaman pada 1980-an.
Pria yang terekam video diduga merupakan satu-satunya yang selamat dari kelompok suku terakhir yang terdiri dari enam orang.
Namun, mereka diserang pada 1995 dengan hanya menyisakan satu orang. Sejauh ini, suku itu belum diberi nama dan bahasa yang digunakan juga belum diketahui.
FUNAI telah memantau pria tersebut sejak 1996 dengan upaya kontak terakhir dengannya pada 2005, tetapi tidak berhasil.
Baca: Beda Pilihan Politik dengan Kepala Sekolah, 4 Guru Honorer Sekolah Dasar di Jeneponto Diberhentikan
Baca: Ini Trand Make Up 2018 yang Disampaikan Direktur Mukka Kosmetik Leni Suryani
BBC melaporkan, konstitusi Brasil menyatakan penduduk asli memiliki hak atas tanah. "Mereka harus terus membuktikan keberadaan orang ini," kata Fiona Watson, Direktur Penelitan dan Advokasi Survival International.
Watson menduga ada motivasi politik di balik perilisan video tersebut. "Kongres didominasi pengusaha agribisnis. Sementara Funai telah memangkas anggarannya. Ada serangan besar terhadap hak penduduk asli di negara ini," katanya.
Menurut Survival International, hutan Amazon di Brasil merupakan rumah bagi suku-suku yang belum pernah terjamah. Kontak dengan dunia luar akan berisiko kematian bagi suku pedalaman. Kekebalan tubuh yang rendah membuat mereka rentan tertular penyakit, seperti flu, campak, atau lainnya.
"Dia merupakan simbol dari apa yang hilang dari kita, yaitu keragaman manusia yang luar biasa," ucap Watson.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyintas Suku Amazon Ini Hidup Sendirian di Hutan Selama 22 Tahun"