Satu Pasien DBD Meninggal Dunia, Sekadau Waspada DBD
Sedangkan, saat ini ada dua pasien yang sedang dirawat di RSUD Sekadau. Memasuki Juli, hingga saat ini tercatat ada tiga pasien DBD.
Penulis: Rivaldi Ade Musliadi | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Satu pasien DBD yang ditangani oleh RSUD Sekadau meninggal dunia. Pihak RSUD juga telah mencatat ada 3 pasien yang dirawat Juli ini, sedangkan pada Juni RSUD mencatat sebanyak 39 pasien DBD yang dirawat, dan satu diantaranya meninggal dunia.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Medik RSUD Sekadau, Slamet. Ia mengungkapkan, sepanjang Juni lalu pihaknya menangani sebanyak 39 pasien DBD. Bahkan, dari 39 pasien tersebut satu diantaranya meninggal dunia.
Baca: Tolak Kenaikan BBM, Puluhan Mahasiswa Untan Gelar Aksi
Baca: Suasana Rekapitulasi Suara Tingkat Kabupaten di Sekadau
Baca: Jelang Pleno KPU, Polres Sambas Siagakan Mobil Armoured Water Canon
“Pasien yang meninggal itu perempuan, berusia 44 tahun dari Tinting Boyok, Kecamatan Sekadau Hulu,” ujar Slamet, Rabu (4/7).
Sedangkan, saat ini ada dua pasien yang sedang dirawat di RSUD Sekadau. Memasuki Juli, hingga saat ini tercatat ada tiga pasien DBD.
Slamet mengatakan, sebagian besar pasien mengalami DBD adalah anak-anak.
“Juni, pasien DBD tersebar di Kecamatan Sekadau Hilir sebanyak 18 orang, Sekadau Hulu sebanyak 19 orang dan Nanga Mahap sebanyak dua orang. Juli, satu pasien dari Sekadau Hilir dan dua dari Sekadau Hulu,” ucap Slamet.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Adapun lagkah pencegahan DBD yang bisa dilakukan masyarakat, yaitu dengan gerakan 3 M plus.
Pertama, kata dia, masyarakat harus menutup tempat penampungan air, menguras dan mengubur atau mendaur ulang barang bekas.
“Jadi, intinya masyarakat harus menjaga kebersihan dilingkungan rumah masing-masing,” pesannya.
Selain itu, Slamet juga mengingatkan masyarakat bila ada anggota keluarganya yang menunjukan gejala demam agar dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Upaya tersebut dilakukan untuk memastikan DBD atau bukan. “Bisa dibawa ke Pustu, Puskemas atau rumah sakit,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sekadau, Aloysius Ashari membenarkan adanya pasien DBD yang meninggal. Pihaknya, kata dia, melakukan berbagai upaya agar kasus tersebut bisa diminimalisir.
“DBD ini musiman. Kami sudah membentuk tim jumantik dan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk melakukan 3M plus,” tuturnya.
Sedangkan, kata dia, fogging adalah langkah terakhir yang dilakukan. Namun, kata dia, kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya DBD.
Upaya yang bisa dilakukan masyarakat, yaitu membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan dan abatisasi.
“Kami juag mengimbau masyarakat agar tidur menggunakan kelambu,” pungkasnya.