Belajar Kelompok dan Berbagai Manfaatnya Bagi Siswa dalam Pembelajaran Efektif

Penugasan berkelompok yang menuntut siswa untuk belajar kelompok, bisa melatih tanggungjawab dalam diri siswa.

Penulis: Ishak | Editor: Jamadin
ISTIMEWA
Anggota dewan Pendidikan Kalbar, Laurensius Salem. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ishak

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Perubahan zaman adakalanya menuntut perubahan perilaku. Namun, beberapa nilai-nilai dan budaya dari masa lalu, tak pernah tersekat dimensi waktu dan selalu bisa jadi hal relevan kapanpun.

Satu di antaranya adalah belajar kelompok. Aktivitas yang dulu cukup populer bagi generasi y di 90 an dalam menuntaskan pekerjaan rumah terkait pelajaran sekolah itu, dinilai masih jadi metode yang baik dalam belajar.

"Saya kira tidak semua yang dari masa lalu tidak relevan. Ada banyak nilai-nilai dari masa lalu yang masih bisa diterapkan, termasuk dalam pendidikan," nilai satu dari pengamat pendidikan di Kalbar, Laurensius Salem, Selasa (3/6/2018).

(Baca: Gunung Agung Muntahkan Debu Vulkanik, Bandara Banyuwangi dan Jember Ditutup Hingga Sore )

Nilai-nilai lama, katanya, bisa dimunculkan kembali. Selama mengedepankan nilai-nilai humanis dan juga kesesuaian zaman.

Lebih lanjut, pria yang juga anggota Dewan Pendidikan Kalbar ini menilai, ada banyak metode efektif dalam belajar. Diskusi dan belajar kelompok, disebutnya memang jadi satu di antara yang sejauh ini cukup efektif, dan relatif masih ditetapkan saat ini.

(Baca: Pasukan Gabungan Pam KPU dalam Pengamananan Kota Suara Setelah Pilgub Kalbar )

Metode inipun menurutnya masih cukup relevan diterapkan di sekolah. Terlebih, ada banyak manfaat yang diyakininya akan didapatkan dari diterapkannya metode ini.

Penugasan berkelompok yang menuntut siswa untuk belajar kelompok, bisa melatih tanggungjawab dalam diri siswa. Selain itu, juga menempa kedisiplinan.

Nilai positif lainnya yang akan didapatkan tentunya yakni kerjasama. Bagaimana para siswa tersebut berkelompok, memetakan masalah dan mencari pemecahannya bersama-sama.

Dengan demikian, kata akademisi Untan ini, dengan sendirinya juga akan membentuk jiwa sosial siswa. Sehingga ada  rasa kepedulian terhadap sesama, dengan interaksi sosial yang lebih bertanggungjawab.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved