Eko Hartono Dirikan Komunitas Arduino Pontianak, Ini Tujuannya
awalnya ia memiliki ide untuk mendirikan komunitas Arduino berangkat dari pengalaman kerja di saat masih di bangku kuliah
Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Seorang alumni Jurusan Teknik Informatika di Perguruan Tinggi Widya Dharma Pontianak, Eko Hartono (24), adalah pendiri komunitas Arduino Pontianak yang berdiri sejak 02 Juni 2017.
Komunitas ini melatih para cendikiawan muda untuk dapat bekerja secara mandiri menciptakan alat/perangkat yang memiliki nilai jual.
Dengan moto "We have one brain for one goal (memiliki pemikiran yang nyata untuk tujuan yang sama), komunitas ini memiliki visi menciptakan cendiktiawan muda untuk berkreativitas, berinovasi serta memiliki bobot saing yang tangguh dalam memajukan bidang IT khususnya di Kota Pontianak di bidang mikrokontroler Arduino.
(Baca: Heboh! Goyangan Pemain Tamborin Ini Kalahkan Artis )
Eko mengaku, awalnya ia memiliki ide untuk mendirikan komunitas Arduino berangkat dari pengalaman kerja di saat masih di bangku kuliah.
Saat itu Eko bekerja di perusahaan pamanya di PD. Master Selindo dengan nama toko BB Shop Express (Service Center Blackberry) yang pada zaman itu menjadi icon satu-satunya service blackberry di Kota Pontianak dan beralamat di Jalan Gajahmada 21 Komplek Ruko Hotel Aston blok A nomor 14.
(Baca: Bakal Calon Legislatif Beramai-ramai Datangi Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong, Ini Maunya )
Selain menjadi teknisi handphone, ia juga banyak belajar dari pamannya sendiri tentang cara-cara reparasi perangkat elektronik rumah seperti lampu, kipas, komputer dan lainnya.
"Waktu perangkat smartphone Android masuk pertama kali di Kota Pontianak, service center pun mengalami penurunan drastis hingga beralih bidang menjadi toko elektronik yang menjual lampu serta menerima pemasangan. Dari situlah cikal bakal Arduino dimulai untuk pertama kalinya, " kata Eko.
Dengan sedikit bekal ilmu pengetahuan dan kemampuan di bidang Informasi Teknologi (IT) yang dipelajarinya di bangku kuliahan, seperti kemampuan untuk programming, merancang sistem serta kemampuan logika yang cukup, Eko kemudian membantu pamannya untuk mencari sesuatu yang dapat menunjang perkembangan industri perusahaan.
"Waktu itu saya coba mencari informasi tentang perkembangan elekronika di luar negeri, saya sengaja pilih Luar Negeri karena disana sudah sangat maju dan persaingan sangat banyak saling bersaing setiap harinya. Jadi saya berpikir untuk mencoba mengikuti perkembangan di Luar Negeri sana karena disini perkembangan cenderung lambat dan banyak juga yang mengikuti perkembangan yang diadaptasi dari luar," katanya.
Dari proses mencari itu Eko akhirnya mengetahui bahwa ternyata hasil informasi yang didapat, yang berhubungan dengan bidang dirinya sendiri maupun perusahaan adalah kombinasi antara elektronik dan ilmu komputer.
(Baca: Heboh! Goyangan Pemain Tamborin Ini Kalahkan Artis )
"Banyak sekali masyarakat awam di Kota Pontianak yang masih minim pengetahuan tentang perkembangan dunia luar sana, di Kota Pontianak masyarakatnya masih kurang kreatif dan inovatif. Banyak dari mereka hanya bekerja dan bekerja namun tidak sambil memanfaatkan ataupun mengembangkan potensi yang dimilikinya khusunya dibidang IT, " menurut Eko.
Saat itu lah Eko menemukan nama “Mikrokontroler”, yaitu perangkat elektronik berbentuk seperti papan atau mainboard kecil yang terdiri dari banyak komponen elektronika kecil yang saling berintegrasi antara satu dengan yang lain.
Komponen tersebut, menurut penjelasan Eko, dilengkapi sebuah chip yang dapat menyimpan bahasa mesin atau bahasa program yang dibuat oleh manusia untuk mengelola data, ataupun informasi yang kemudian dapat melaksanakan proses yang diinginkan sesuai dengan pemikiran manusia itu sendiri.