Mau Gabung PAN, Gerindra, atau Demokrat? Fahri Hamzah Justru Ingin Lakukan Hal Ini terhadap PKS

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menjawab pertanyaan seorang netizen terkait keinginannya untuk bergabung di sebuah partai.

Editor: Arief
Tribunnews.com/Wahyu Aji
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menjawab pertanyaan seorang netizen terkait keinginannya untuk bergabung di sebuah partai.

Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @Fahrihamzah yang ia tuliskan pada Senin (25/6/2018).

Mulanya, seorang netizen dengan akun @Ardi22M menanyakan keinginan fahri untuk bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Gerindra, atau partai Demokrat.

"Sebenarnya anda pak @Fahrihamzah mau ke @Gerindra ,PAN apa @PDemokrat?" tulis akun @Ardi22M.

Mendapatkan pertanyaan tersebut, Fahri lantas menjawab bahwa ia ingin memperbaiki PKS sampai bagus dan mengkilat.

"Saya mau memperbaiki PKS sampai bagus dan mengkilat," tulis Fahri Hamzah.

Diketahui sebelumnya, DPP Partai Keadilan Sejahtera menerbitkan Surat Keputusan Nomor 463/SKEP/DPP-PKS/1437 tertanggal 1 April 2016, terkait pemecatan Fahri Hamzah.

Surat tersebut dikeluarkan untuk menindaklanjuti putusan Majelis Tahkim atau mahkamah partai tersebut pada 11 Maret 2016.

Dalam penjelasannya, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, Fahri Hamzah sebelumnya telah dipanggil Dewan Pimpinan Tingkat Pusat PKS pada 1 September 2015.

Selain dirinya dan Fahri, pertemuan itu juga diikuti pimpinan Majelis Syuro PKS.

Dalam pertemuan, Ketua Majelis Syuro menyampaikan arahan kepada Fahri agar ia menjaga kedisiplinan dan kesantunan dalam setiap kali menyampaikan pendapat ke publik. Hal itu diingatkan untuk menghindari munculnya kontroversi dan stigma negatif publik terhadap partai.

"Terlebih lagi, posisi FH sebagai Wakil Ketua DPR RI akan selalu menjadi perhatian publik dan diasosiasikan oleh sebagian pihak sebagai sikap dan kebijakan PKS," kata Sohibul dalam penjelasannya yang dikutip dari laman www.pks.or.id, Senin (4/4/2016).

Arahan itu diberikan menyusul adanya sejumlah pernyataan Fahri yang dianggap kontroversial oleh DPP PKS, di antaranya menyebut anggota DPR "rada-rada beloon" yang berujung pada dijatuhkannya sanksi ringan kepada Fahri oleh MKD.

Kemudian, Fahri mengatasnamakan DPR dan menyatakan sepakat untuk membubarkan KPK, serta pasang badan untuk tujuh mega proyek DPR yang bukan merupakan arahan DPP

"Presiden PKS juga menyampaikan pendapatnya, yang pada intinya bahwa FH sebagai pimpinan DPR RI daripada mengangkat gagasan 7 proyek DPR RI yang berbiaya mahal lebih baik melakukan terobosan-terobosan substantif berupa transformasi struktural melalui perbaikan dan pengusulan beragam rancangan undang-undang di DPR RI," kata Sohibul yang dilansir dariKompas.com

"Ini juga sekaligus akan mengangkat reputasi DPR RI dan secara khusus Koalisi Merah Putih (KMP) sebab posisi KMP di DPR RI adalah mayoritas," tambah Sohibul.

Menurut dia, saat itu Fahri menerima nasihat dan masukan-masukan yang diberikan dalam pertemuan tersebut. Selain itu, Fahri disebut setuju beradaptasi dengan arahan yang diberikan. Namun, tujuh pekan berselang, pimpinan PKS menilai, tidak ada perubahan pola komunikasi politik yang dilakukan Fahri.

Bahkan, kata dia, timbul kesan adanya silang pendapat antara Fahri selaku Wakil Ketua DPR dan pimpinan PKS lainnya.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved