Ini Pesan Pengamat Politik FISIP Untan Bagi Paslon Usai Masa Pencoblosan

Pemilihan kepala daerah itu sebenarnya proses politik yang memang mau tidak mau menimbulkan perbedaan pilihan.

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Rizky Zulham
zoom-inlihat foto Ini Pesan Pengamat Politik FISIP Untan Bagi Paslon Usai Masa Pencoblosan
Iinilah.com
Ilustrasi Pemilukada

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Pengamat Politik FISIP Untan, Ngusmanto memberikan pesan bagi pasangan calon (paslon) kepala daerah yang akan dipilih rakyat saat masa pencoblosan Pilkada Serentak Tahun 2018 pada 27 Juni 2018.

Simak dalam tulisan berikut ini :

“Pemilihan kepala daerah itu sebenarnya proses politik yang memang mau tidak mau menimbulkan perbedaan pilihan. Dengan pilihan ini, pemilih yang dewasa termasuk tim sukses dan paslon menang kalah itu adalah hal biasa. Dalam kompetisi itu ada menang dan kalah. Perbedaan itu adalah rahmatan lil alamin menurut agama yang saya anut.

Yang perlu kita bangun bersama ketika proses politik sudah selesai adalah kita harus kembali bergandeng tangan seperti biasanya. Itu harapan bersama dan itu bisa tercipta ketika yang menang tetap mengayomi daerah-daerah yang bukan kantong suaranya saat pemilu.

Pemenang Pilkada harus merangkul semua pihak. Pihak yang kalah harus mengucapkan selamat bagi pemenang tadi dan legowo. Pihak yang kalah juga harus memberikan kesempatan dan mendukung pihak pemenang untuk memimpin lima tahun mendatang.

Tidak masalah dan berikan kesempatan kepada pemenang. Itu namanya fairplay. Bukan merupakan hal tabu jika pemimpin terpilih mengadopsi program-program pihak yang kalah sepanjang bermanfaat bagi pembangunan daerah dan kepentigan publik.

Jujur yang kita harapkan adalah demokrasi yang seperti itu. Pilihan awal berbeda biasa, jangan berpikir wah ini musuh kita dan tidak usah dukung. Itu tidak boleh karena akan susah menjadi dewasa jika tidak melakukan hal yang saya sebutkan tadi. Jadi harus saling mengakui dan menghormati.

Jika ada hal yang dipandang tidak puas, jangan melakukan hal-hal negatif. Silahkan menuntut ke Mahkamah Konsitusi (MK) kan ada peraturan dan itu dibenarkan serta sah sesuai undang-undang. Itu jalurnya sebagai negara demokrasi. Kita percayakan ke MK untuk memutuskan. Hasilnya harus dihormati untuk pembelajaran bersama ke depan.

Jangan malah melakukan hal-hal lain yang nantinya merugikan semua pihak. Jangan pakai kekerasan fisik, kita sama-sama saudara.

Saya tidak menampik terkadang pihak yang kalah ada kemarahan. Namun, harus siap kalah dan menang. Itu lah proses politik yang harus kita bangun bersama.

Kandidat pasangan calon yang kalah nantinya harus mampu mengendalikan massa. Jangan membuat pernyataan yang bersifat provokasi bahkan memancing amarah. Masyarakat akar rumput bisa dikendalikan sepanjang setia terhadap elite politik itu.

Terkait money politic, saya menilai hingga kini belum bisa dihilangkan dalam demokrasi Indonesia. Politik uang adalah strategi yang salah. Jadi yang menerima maupun yang memberi itu diberikan sanksi. Jika terbukti maka bisa saja kemenangan paslon bisa didiskualifikasi berdasarkan putusan MK.

Jika ada bukti maka daerah tertentu bisa saja diulang pemilihan yang teridentifikasi ada kecurangan atau paslon bisa saja didiskualifikasi.

Money politic itu tidak boleh dilakukan dan bukan pendidikan politik. Money politic itu merusak demokrasi. Money politic adalah investasi yang keliru karena ketika mengeluarkan biaya yang banyak maka paslon itu tentu ingin balik modal. Targetnya bahkan dapat untung dan jadi modal mencalonkan diri pada periode berikutnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved