Jangan Merubah Masjid Jami Pontianak dari Bentuk Aslinya
Silakan dibangun, tetapi dengan tidak sedikitpun merubah bentuk aslinya...
Penulis: Syahroni | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pemerhati Sejarah Kalbar, Safaruddin Usman menuturkan Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman boleh saja dibangun atau direhabilitasi ulang, tapi jangan sampai merubah dari keasliannya.
Berikut ulasannya:
"Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali, seperti yang terjadi pada Masjid Jami Kerajaan Landak yang berada di Ngabang terulang kembali. Dimana setelah dibangun ulang semua keasliannya ditinggalkan dan dibangun dengan beton dan menghilangkan nilai-nilai sejarahnya.
Silakan dibangun, tetapi dengan tidak sedikitpun merubah bentuk aslinya dalam artinya kata, karena kita terus dan patut untuk melestarikan jiwa, semangat dan nilai sejarah dan ikonic budaya yang ada di Masjid Jami tersebut.
Membangun masjid silakan dan sah-sah saja tapi bukan dengan kemauan dan tujuan lain, selain dari menempatkan masjid sesuai dengan fungsi-fungsi utama masjid tempat ibadah dan benda cagar budaya yang sesuai dengan peraturan yang ada.
Jangan sampai pembangunan masjid yang menghilangkan sejarah dan cagar budaya kembali terjadi seperti yang dilakukan di Ngabang.
Kejadian di Landak sangat disayangkan, mengapa mereka membangun dengan merubah segalanya tidak ada lagi nilai sejarah dan budaya yang ditinggalkan.
Masjid Jami Pontianak ini harus tetap dipertahankan, karena sudah merupakan cagar budaya dan simbol berdirinya Kota Pontianak.
Bahan-bahan tetap dipertahankan, ini menggunakan kayu, kita sudah mendapat informasi bahan-bahannya sudah siap. Kesulitan mencari bahan bukan menjadi alasan, pembangunan merubah bentuk dan bahan aslinya.
Ini sudah beberapa kali dilakukan renovasi, kala itu pertama kali masjid ini didirikan oleh, Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie tahun 1771, lalu dilakukan renovasi pertama pada masa pemerintahan Sultan Syarif Usman atau sultan yang ke tiga. Sultan Usman lah yang membangunnya seperti sekarang ini sama halnya dengan istana.
Tahap berikutnya dilakukan renovasi pada masa Sultan Syarif Muhammad, pada masa itulah banyak dilakukan renovasi. Kemudian pada tahap berikutnya pada masa Sultan Syarif Melvin sekarang.
Pemerintah Kota Pontianak juga sudah rutin sekali melakukan renovasi, bangunan ini banyak diperbaiki pada masa pemerintahan Wali Kota Pontianak, Alm Bukhari. Beliau melakukan renovasi pada bangunan yang monumental"
.