5 Fakta Usai Ditemukannya Bangkai KM Sinar Bangun dan Deretan Tragedi di Danau Toba
Tenggelamnya KM Sinar Bangun bukan kejadian pertama yang timbulkan korban jiwa di Danau Toba.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Secercah harapan yang nyaris memudar, muncul kembali.
Ada harapan bahwa jasad para korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Perairan Danau Toba segera ditemukan.
Sepekan sudah proses pencarian korban sudah dilakukan tapi nirhasil.
Namun, Tim survey Basarnas dan Mahakarya Geo Survey - IAITB akhirnya menemukan titik koordinat lokasi diduga bangkai KM Sinar Bangun pada Minggu (24/6/2018).
Baca: Laga Hidup Mati Argentina Vs Nigeria, Tim Tango Malah Cadangkan Striker Tajam Ini
Baca: Paul Pogba Sebut Piala Dunia 2018 Jadi Piala Dunia Terakhir Baginya
Kami merangkum deretan fakta selepas penemuan titik koordinat ini.
1. Inilah Titik Koordinat yang Ditemukan
Sekitar pukul 11.12 WIB tim survey Basarnas dan Mahakarya Geo Survey - IAITB yang dipimpin langsung oleh Kepala Basarnas serta disaksikan oleh Menteri Sosial Bapak Idrus Marham, telah menemukan dan mengidentifikasi posisi KM Sinar Bangun.
Mahakarya Geo Survey IAITB, Henky Suharto menyebut KM Sinar Bangun berada pada koordinat 2 deg 47’ 3.835 N dan 98 deg 46’ 10.767 E, dengan kedalaman mencapai 450 meter.
Direktur Utama Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo membenarkan bahwa sudah ditemukan titik koordinat dimana KM Sinar Bangun tenggelam.
"Kapal itu berada pada kedalaman 490 meter," kata Arie, Minggu (24/6/2018).
"Bangkai kapal didapati tenggelam pada kdalaman 450 meter. Dengan koordinat 2 deg 47’ 3.835 N 98 deg 46’ 10.767 E,” jelas Arie.
2. Temukan Objek di Kedalaman 490 Meter, Sudah Ditandai Pakai Jangkar
Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi yang ikut membantu pencarian korban hilang KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Minggu (24/6/2018), sekitar pukul 16.00 WIB turun ke Pelabuhan Tigaras, Simalungun.
Syaugi mengatakan bahwa ia dan tim Basarnas baru mendarat di Pelabuhan Tigaras, setelah melakukan pencarian sejak pagi. Mulai dari terang, panas, hujan sampai nggak hujan.
"Kita sudah melaksanakan alat-alat yang sudah dipunyai, seperti Multibeam Side Scan Sonar dibantu dengan alat lain ROV," kata Syaugi, Minggu (24/6/2018).