Ramadan 1439 H
Jaga Nilai-nilai di Bulan Ramadan, Harus Ditanamkan Mulai Dari Keluarga
Nilai-nilai selama ramadan ini mesti terus dipertahankan, minimal diterapkan dilingkungan keluarga dan dimulai dari diri sendiri.

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Akhir Ramadan sejatinya membuat pribadi yang semakin berkualitas.
Jangan sampai penempaan selama ramadan, berakhir sia-sia ketika memasuki bulan syawal.
Oleh karena, nilai-nilai selama ramadan ini mesti terus dipertahankan, minimal diterapkan dilingkungan keluarga dan dimulai dari diri sendiri.
Baca: Di Usia 78, Akhirnya Nenek Manih Hamil Anak Pertama Setelah 11 Bulan Dinikahi Pemuda 28 Tahun
Ustaz Didi M Nur Haris, menjelaskan ramadan yang sebentar lagi akan berakhir merupakan momentum penempaan untuk memperbaiki kualitas diri, untuk menjadi insan yang bertakwa.
"Ketakwaan itu tidak hanya hubungan kita dengan Allah, tetapi juga hubungan dengan sesama," ujarnya, Senin (11/6/2018)
Ketua Ikatatan Da'i Indonesiab (IKADI) Kalbar ini menjelaskan ramadan sejatinya meningkatkan ketakwaan, baik dari sisi terhadap Allah dan sesama manusia ini. Ketakwaan ini mengacu pada nilai spritual.
"Misalnya dengan salat puasa, baca Alquran, iktikaf. Kalau kita tidak mempunyai sisi spritual bisa hancur. Manusia akan dikuasai nafsu dan akan muncul kezaliman," ungkapnya.
Kemudian yang kedua, Ramadan menempa sisi sosial manusia. Dibulan Ramadan Muslim dianjurkan untuk memperbanyak infak, sadakah, zakat, hingga memberi makan orang berbuka.
Oleh karena itu setelah mendapatkan, penempaan selama Ramadan jangan sampai setelah masuk bulan syawal, nilai-nilai yang telah dilaksanakan hilang begitu saja.
Baca: 5 Potret Kedekatan Artis dengan ART-nya, Ada yang Dibawa Liburan ke Eropa hingga Umroh
"Jangan sampai latihan selama satu bulan, hilang dalam satu hari," ujarnya
Dijelaskanya tidak membekasnya, penempaan di bulan ramadan ini dikarenakan berbagai faktor,
"Pertama di antaranya kita selama ini mungkin masyarakat kita ketika melaksanakan amalan, hanya sekedar ikut-ikutan. Kurang dimaknai,dipahami dan di resapi. Ibadah tidak hanya sekedar gerakan, puasa tidak sekedar lapar dan haus. Tapi ada target utama. Hal ini juga tidak disadari kerena kurangnya ilmu," jelasnya.
Kemudian faktor kedua yakni faktor lingkungan. Seseorang setelah Ramadan mesti mencari komunitas yang menjaga nilai-nilai ibadah ramadan.
Jangan sampai selepas ramadan bubar lagi. Ini tantangan kita. Oleh karena itu ninimal kita mulai dari lingkungan keluarga dan dimulai dari diri sendiri," pungkasnya.
-
Abdullah Gymnastiar Dijadwalkan jadi Khatib di Masjid Istiglal, Ini Tema Yang Diangkat
-
HIPMI Kalbar Gelar Buka Puasa Ala Saprahan di Istana Kadriah
-
Libur Lebaran, Ini Kantor Cabang Bank Mandiri Beberapa Kota Yang Siap Layani Masyarakat
-
Mahmudah Ajak Masyarakat Saksikan Fastival Meriam Karbit
-
Abang Indra Imbau Agar Pengendara Taati Rambu Lalu Lintas