Berawal dari Coba-coba Aurel Akhirnya Berani Pasang Harga, Hasil dari Komunitas Doodleart Pontianak
Meskipun awalnya Aurel memberikan gambar nya secara cuma-cuma, namun akhirnya ia coba menjual dan pasang tarif.
Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Giat menekuni seni menggambar dan aktif berlatih bersama melalui komunitas doodleart Pontianak, Aurel Agusta tak pernah menyangka jika hobinya bisa menghasilkan uang.
"Awalnya gak ada kepikiran kalau melalui doodle ini bisa ngasilin uang. Berawal dari iseng-iseng dan latihan, terus di upload ke media sosial, dilihat banyak orang, nah mulai ada tawaran-tawaran dan pesanan, minta gambarin ini, minta gambarin buat ulang tahun dan lainnya, " kata founder Komunitas Doodleart Pontianak ini.
Meskipun awalnya Aurel memberikan gambar nya secara cuma-cuma, namun akhirnya ia coba menjual dan pasang tarif.
Baca: Doodleart Pontianak, Tempat Kumpulnya Pecinta Seni Rupa dan Hobi Gambar
"Dulu pas masih awal-awal belum berani pasang harga kak, jadi biasa murah aja dulu. Malah pernah satu karya itu Rp 5 ribu, tapi sekarang sudah naik sih. Karena dulu sesuai dengan kualitas gambar yang masih kurang bagus, jadi mesti banyak-banyak latihan untuk pasang harga tinggi, " kata Aurel bercerita.
Bahkan dulu, kata Aurel ia pernah mendapat tawaran mural, itu sebaagi jobpertamanya dan job besar baginya, karena job itu untuk gambar di dinding cafe.
Namun karena waktu itu Aurel belum berani masang harga, jadi aya hanya mengatakan harga sewajarnya saja.
"Tapi ternyata karya Aurel cuma dihargai Rp 50 ribu, padahal itu buatnya makan waktu lama, menguras banyak tenaga. Setelah itu Aurel sempat down dan berhenti gambar. Tapi gak lama, terus bangkit lagi. Salah Aurel sih ga berani masang tarif, padahal menggambar itu gak mudah dan seni itu gak murah," katanya.
Pengalaman tersebut juga dialami oleh sebagian kawan-kawan Aurel di Komunitas Doodleart Pontianak, mereka belum berani pasang harga.
"Soalnya kebanyakan orang-orang masih awam soal seni dan desain, kita pasang segini, dibilang mahal lah, apa lah, padahal menggambar itu gak mudah, " kata mahasiswi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak itu.
Namun berkat ketekunannya berlatih bersama kawan-kawan di komunitas Doodleart Pontianak, kini Aurel dan teman-teman lainnya berani mematok harga untuk karya yang mereka buat.
"Karya Aurel semakin berkembang selain dari belajar otodidak, juga belajar bersama di komunitas. Kadang kami saling berdiskusi apabila kami tidak mengerti suatu cara menggambar atau perlu tips dari teman-teman yang lebih jago, " katanya.
Itulah mengapa komunitas doodleart Pontianak rutin setiap satu atau dua minggu sekali melakukan meet up bagi para anggota nya.
Melalui pertemuan rutin yang mereka lakukan, mereka bisa berkarya bersama dan belajar bersama serta menjadi moment untuk menambah anggota.
Baca: BPD PHRI Kalbar Gelar Buka Puasa Bersama Anak Yatim
Aurel juga bercerita bahwa ada banyak pengalaman yang ia dan teman-teman nya peroleh melalu komunitas Doodleart Pontianak.
"Aurel dan teman-teman Doodleart Pontianak pernah ikut lomba mural di tahun 2016, kami mengirimkan 2 tim untuk ikut lomba tersebut, " katanya
Meskipun kala itu belum menang, namun di tahun selanjutnya mereka ikut lomba mural di Politeknik Negeri Pontianak dan meraih juara satu.