8 Fakta Menarik di Balik Pernikahan Kerajaan di Seluruh Dunia, Nomor 5 Jahit Busana Butuh 3 Tahun
Di balik tradisi-tradisi tersebut, ada latar belakang historis yang menarik untuk dibahas.
Layaknya gelaran pernikahan kerajaan lainnya, ada tradisi-tradisi yang harus dilakukan.
Di balik tradisi-tradisi tersebut, ada latar belakang historis yang menarik untuk dibahas.
Baca: Link Live Streaming Persib Vs Persipura - Prediksi Pemain hingga Rekor Pertemuan
1. Ratu Victoria di Inggris adalah tokoh pertama yang memulai tradisi mempelai wanita mengenakan gaun pengantin putih.

Ketika Ratu Victoria menikahi Pangeran Albert dari Saxe-Coburg dan Gotha pada 10 Februari 1840, ia memicu revolusi mode pengantin.
Gaun satin sutra putihnya, dengan pinggiran berenda dan disulam dengan bunga-bunga oranye, merupakan momen besar ditinggalkannya gaun-gaun pengantin penuh warna yang merupakan tren saat ini di kalangan pengantin wanita yang kaya dan miskin.
Baca: 7 Penjahat Wanita Cantik Paling Kejam di Dunia, Nomor 3 Pernah Bunuh 400 Orang
Citra ratu yang muda, polos, dan anggun dalam gaun serba putihnya disebarkan secara luas oleh media cetak yang berkembang, serta membentuk imajinasi publik.
"Laporan surat kabar, foto, dan suvenir memastikan bahwa semua lapisan masyarakat melihat citra ini," tulis sejarawan mode, Susanna Cordner.
"Sementara gaun pengantin berwarna masih umum, sebagian besar ilustrasi gaun pengantin di berbagai media sejak saat itu digambarkan mengenakan pakaian putih."
"Sehingga, jika pengantin menikah untuk pertama kalinya, dan mampu membelinya, gaun pengantin putih yang dijadikan patokan."
2. Satu di antara pernikahan kerajaan terbesar di dunia adalah Raja Letsie III dan Anna Karabo Motšoeneng dari Lesotho pada 2000.
Upacara itu berlangsung di stadion sepak bola nasional negara itu, yang dipenuhi 40.000 penonton.
Raja Letsie III menikahi Karabo Motšoeneng dari Afrika Selatan, dengan upacara Katolik yang diadakan di stadion olahraga nasional pada 18 Februari 2000.
Motšoeneng, yang dikenal sebagai Ratu 'Masenate Mohato Seeiso setelah pernikahannya, adalah rakyat jelata pertama yang menikah dengan keluarga kerajaan Lesotho.
Pernikahan mereka dilaporkan menghabiskan biaya lebih dari 1,5 juta dolar AS pada saat itu.
3. Selama lebih dari 100 tahun, para tsar Rusia memilih pengantin mereka dalam proses yang sangat mirip dengan acara TV The Bachelor.

Dari tahun 1505 hingga 1689, para istri penguasa Muscovy (yang kemudian disebut Rusia) dipilih lewat "pertunjukan calon pengantin," di mana para wanita muda yang memenuhi syarat dikumpulkan, diperiksa, dan akhirnya satu di antaranya akan dipilih sebagai mempelai wanita kerajaan.
Proses ini terjadi karena beberapa alasan.
Di antaranya adalah keluarga kerajaan di Eropa enggan mengirim anak perempuan mereka ke negeri yang jauh.
Pertunjukan calon pengantin wanita ini juga memungkinkan para penguasa untuk menenangkan faksi-faksi yang bertikai dengan munculnya ketidakberpihakan politik, bahkan meski 'pemenang' telah dipilih sebelumnya.
Di balik gelaran ini, sabotase adalah hal biasa.
Pada 1616, pengantin terpilih untuk Tsar Michael I dari Rusia diracuni untuk membuatnya tampak sakit dan tidak mampu melahirkan anak-anak.
Sang penguasa yang kecewa lalu memutuskan mengasingkan diri ke Siberia dan menikahi seorang calon yang telah disetujui ibunya.
4. Ratu Elizabeth II dulu menggunakan kupon ransum pakaian untuk membayar gaun pengantin yang dikenakannya ketika menikah dengan Philip Mountbatten di Inggris pada 1947.
Ketika Putri Elizabeth menikah dengan Philip Mountbatten pada 20 November 1947, Inggris pasca-Perang Dunia II masih harus melakukan langkah-langkah penghematan.
Untuk membeli kain atau pakaian baru, orang harus menggunakan kupon ransum pakaian.
Setiap warga diberi buku kupon dengan jumlah kupon tertentu berdasarkan usia mereka dan faktor lainnya; anak-anak yang masih dalam masa tumbuh kembang diberi lebih banyak kupon, misalnya.
Putri Elizabeth menyimpan kuponnya untuk membeli sutra gading dan bahan-bahan lain yang dipakai oleh penjahit istana Sir Norman Hartnell untuk membuat gaun pernikahannya.
Ketika orang-orang mengetahui bahwa sang putri menyimpan kupon pakaian untuk pernikahannya, banyak yang dilaporkan mengirim kupon mereka sendiri ke Istana Buckingham untuk ia gunakan.
Namun, tentunya kupon itu dikembalikan dengan catatan yang baik, karena menggunakan kupon orang lain adalah hal ilegal.
Tentu saja, menjadi seorang putri dan pewaris tahta memiliki keistimewaan - pemerintah Inggris memberinya tambahan 200 kupon untuk gaun pengantinnya.
5. Butuh waktu tiga tahun untuk menjahita busana tradisional 'kira' yang dikenakan Jetsun Pema pada hari pernikahannya dengan Raja Bhutan Jigme Khesar tahun 2011.

Kira, gaun panjang menutupi kaki, adalah pakaian nasional untuk perempuan Bhutan.
Pada hari pernikahannya, Pema mengenakan jenis tertentu yang dikenal sebagai kushutara, terbuat dari sutra mentah.
Pengantin berusia 21 tahun ini dilaporkan memesan pakaian pernikahan yang rumit dari beberapa penenun terkemuka di negara itu.
6. Ketika Salma Bennani yang berusia 24 tahun menikah dengan Raja Maroko Mohamed VI pada 2002, ia menjadi permaisuri pertama dalam sejarah Maroko yang diberi gelar resmi kerajaan.
Pernikahan Raja Mohammed VI dan Salma Bennani pada 21 Maret 2002, menandai perubahan besar dalam sejarah keluarga kerajaan Maroko.
Pengantin wanita, yang sekarang dikenal sebagai Tuan Putri Lalla Salma, menjadi permaisuri pertama dalam sejarah keluarga kerajaan yang diberi gelar resmi.
Istri raja-raja Maroko sebelumnya, termasuk ibu Mohammed VI, hanya disebut sebagai "ibu dari putera-puteri kerajaan."
7. Sejak 1923, cincin kawin semua raja dan ratu Inggris terbuat dari emas Welsh yang langka.

Ketika Elizabeth Bowes Lyon menikah dengan calon Raja George VI pada 1923, cincin kawinnya terbuat dari bagian bongkahan emas Welsh murni dari tambang emas Clogau St. David yang telah diberikan kepada pasangan itu sebagai hadiah pernikahan.
Itu pasti merupakan gumpalan emas yang sangat besar.
Menurut BBC, cincin pernikahan Ratu Elizabeth II pada 1947, cincin Princess Margaret saat menikah tahun 1960, dan cincin milik Lady Diana yang menikah pada 1981 semua dibuat dari bongkahan emas yang sama. "
Ratu Elizabeth II diberi hadiah baru dari emas Welsh pada 1981 untuk cincin pernikahan kerajaan di masa depan.
Emas dari bongkahan ini telah digunakan untuk cincin pernikahan Pangeran Charles dan Camilla pada 2005 dan cincin pernikahan Pangeran William yang diberikan kepada Kate Middleton pada 2011.
8. Para pengantin kerajaan dari keluarga kerajaan Swedia secara tradisional mengenakan tiara pusaka keluarga khusus pada hari pernikahan mereka.

Tiara cameo awalnya merupakan hadiah dari Napoleon untuk istrinya, Ratu Josephine, dan telah dikenakan oleh pengantin keluarga kerajaan Swedia sejak 1932.
Penggunaan terbaru dari tiara ini yakni saat pernikahan Putri Mahkota Victoria dengan Daniel Westling pada 19 Juni, 2010.
* Artikel ini telah tayang di TribunTravel.com dengan judul 8 Fakta Menarik di Balik Pernikahan Kerajaan di Seluruh Dunia, termasuk Pelopor Gaun Putih