Peringatan Isra Mi'raj di Perbatasan Hadirkan Penceramah dari Jakarta, Ini Isi Pesannya
Apabila hubungan antar sesama manusia sudah kita tingkatkan Insya Allah puasa dan pilkada nantinya akan berjalan aman dan damai
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Sahirul Hakim
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Dalam rangka memperingati Isra Mi'raj sekaligus menyambut bulan suci Ramadhan 1439 H Umat Islam di Perbatasan Indonesia dan Malaysia, melaksanakan Tabligh Akbar, dimana menghadiri penceramah yaitu Habib Nabiel Sauqil Al Kadri dari Jakarta.
Acara yang digelar di Masjid Djamiul Jihad, Desa Lanjak Deras Kecamatan Batang Lupar. Hadir dalam kegiatan tersebut, yaitu Kapolsek Batang Lupar Ipda Rajiman, dan seluruh tokoh masyarakat, serta para undangan lainnya, Selasa (1/5/2018).
(Baca: Larangan Eks Napi Korupsi Jadi Caleg, Rudi Handoko: Peluang Generasi Milenial )
Dalam kegiatan tersebut Kapolsek Batang Lupar memberikan sambutan yang mewakili pemerintah Kecamatan, serta seluruh umat Islam se- Kecamatan Batang Lupar.
"Dalam kesempatan tersebut, saya mengajak kepada para jamaah untuk selalu menjaga kamtibmas, mendekatkan diri kepada Allah SWT," ujarnya kepada wartawan, Rabu (2/5/2018).
Selain itu kata Rajiman, agar hidup tenang, tentram dan berkah, serta meningkatkan salat dan terpenting adalah selalu menjaga salat lima waktu tersebut. "Juga kita harus untuk meningkatkan ukuwah Islamiyah," ucapnya.
(Baca: Cabuli Karyawannya yang Masih Bawah Umur, Pria Ini Diciduk Polisi )
Tak penting juga adalah, meningkatkan hablum minanas serta toleransi antara umat beragama, karena tidak lama lagi akan menghadapi bulan puasa, dan pilkada gubernur kalimantan barat.
"Apabila hubungan antar sesama manusia sudah kita tingkatkan Insya Allah puasa dan pilkada nantinya akan berjalan aman dan damai," ungkapnya.
Dalam ceramah Habib Nabiel Sauqil Al Kadri, salah satunya mengingatkan agar selalu mendirikan salat wajib, maupun salat-salat sunah serta mengajak kepada para jamah untuk selalu melaksanakan ibadah salat lima waktu.
"Karena itu imbalannya adalah masuk surga. Sebaliknya apabila kita tidak melaksanakan salat lima waktu kita dihadapan Alloh SWT tidak ada pahala, karena salat adalah merupakan tiang Agama," ungkapnya.