OKP dan Ormas Lakukan Aksi Peringatan Hari Buruh Internasional, Ini yang Diharapkan

Memperingati mayday atau Hari Buruh Internasional, beberapa OKP dan Ormas Dikota Pontianak mengadakan aksi di taman Digulis

TRIBUNFILE/ISTIMEWA
Selasa, 1 Mei 2018 dalam rangka Memperingati mayday atau Hari Buruh Internasional, beberapa OKP dan Ormas Dikota Pontianak mengadakan aksi di taman Digulis, diantaranya PMKRI, GMNI, KAMMI, AGRA, FMN, SPD, SPR dan PEMBARU. 

Citizen Reporter
Mahasiswa Aktif Untan

Fransiska Dena Lorenza

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Dalam rangka memperingati mayday atau Hari Buruh Internasional, beberapa OKP dan Ormas Dikota Pontianak mengadakan aksi di taman Digulis, diantaranya PMKRI, GMNI, KAMMI, AGRA, FMN, SPD, SPR dan PEMBARU, Selasa (1 /5/2018).

Dalam aksi ini, salah satu perwakilan PMKRI Pontianak Srilinus Lino dalam orasinya mengatakan "72 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia, namun kemerdekaan sesungguhnya belum di rasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, oleh karena itu momentum may day ini yang merupakan hari perjuangan buruh tani seluruh dunia, terkhusus kita hari ini turun ke jalan untuk menyuarakan permasalahan serta persoalan yang masih terjadi terhadap kaum buruh dan tani."

Baca: Seperti Apa Kondisi Buruh di Sambas, Simbak Video Penjelasan Kadis Nakertrans

Dia juga mengatakan "Oleh karena itu negara harus ambil bagian untuk mengatasi persoalan yang di alami oleh saudara saudara kita buruh tani, tanggung jawab negara untuk mensejahterakan warga Negara diseluruh lapisan Bangsa ini. Oleh karena itu kami dari PMKRI Pontianak dalam momentum may day kali ini bersama rekan-rekan OKP sepakat untuk bersama-sama turun dan menyuarakan apa yang menjadi tuntutan kita bersama. Di antara lain bagaimana pemerintah fokus untuk mensejahterakan petani dan buruh serta pemerintah wajib memberikan jaminan terkait perlindungan kepada ketenagakerjaan Indonesia yang berada di luar maupun didalam Negeri dan kita juga menolak segala bentuk larangan pembakaran ladang bagi kaum tani, karena hanya membuat pembatasan bagi kaum tani dalam proses produksi ditengah pemerintah juga tidak memajukan kaum tani secara pengetahuan dan teknologi pertaniannya".

Relansius Yosua yang merupakan salah satu perwakilan dari PMKRI Pontianak mengaharapkan bahwa "Pemerintah maupun pengusaha agar dapat memperhatikan tarap hidup kesejahteraan buruh, mendengarkan apa yang menjadi tuntutan aksi ini serta menyelesaikan berbagai berbagai persolan yang berkaitan dengan buruh".

Dalam kesempatan ini juga dihadiri oleh salah satu anggota dari Pemuda Baru, Kusnan.

Kusnan mengatakan "Dalam aksi tentang bagaimana merayakan kemenangan terbesar kelas buruh 1983 merupakan perjuangan yang sangat pasif para buruh yang melahirkan kebijakan baru bagaimana upaya upah dari 20 jam kerja ke 8 jam kerja dengan itu bagaimana pemuda secara khusus menyuarakannya. Dari peringatan momentum ini kita berharap secara pribadi bagaimana persoalan dikelas buruh dapat teratasi baik skala upah dan mencabut regulasi yang tidak berpihak baik peraturan PP No. 78 tahun 2015 tentang pengupahan. Itu yang harus didesak bagaimana mengatasi itu semua, serta jaminan tenaga honorer pendidikan dan kesehatan harus diberikan upah yang layak".

Ketua PMKRI Terpilih saudara Eldidius Dendi Mulya mengatakan "Kita PMKRI adalah Organisasi Masyarakat pergerakan maka setiap ada momen yang ada, kita akan mengadakan aksi untuk menyuarakan aspirasi rakyat terutama dalam momentum mayday ini untuk meminta agar pemerintah lebih memperhatikan buruh terutama dalam bidang upah dan juga pembukaan lapangan pekerjaan seluasnya.

Untuk menyuarakan pengangguran khusus kaum buruh yang merupakan roda pergerakan ekonomi, ini harus diperhatikan secara eksklusif oleh pemerintah. Buruh jaya, Negara kaya!"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved