Tim Explorasi Biodiversitas Bukit Semujan Temukan Seekor Langur Borneo

Kepala Balai Besar TaNa Bentarum, Arief Mahmud menyatakan, Tim explorasi biodiversitas Bukit Semujan kawasan Taman Nasional Danau Sentarum

Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TaNa Bentarum) Arief Mahmud pada Lokakarya “The Asia-Pasific Regional Workshop on Trans-Boundary Biodiversity Conservation: Empowering Forestry Communities and Women in Sustainable Livelihood Development” di Pontianak, Selasa (6/3/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Sahirul Hakim

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Kepala Balai Besar TaNa Bentarum, Arief Mahmud menyatakan, Tim explorasi biodiversitas Bukit Semujan kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TaNa Bentarum) kembali menorehkan kejutan, dimana telah menemukan seekor Langur Borneo (Presbytis chrysomelas ssp. cruciger Thomas, 1892).

Langur Borneo itu ditemukan secara tak terduga tiba-tiba muncul di lokasi eksplorasi hingga berhasil diabadikan salah seorang tim eksplorasi bernama Asri Ali Gessa.

"Saya mengapresiasi temuan tersebut. Dimana hal ini membuktikan bahwa keragaman biodiversitas di Bukit Semujan sangat tinggi," ujarnya, Minggu (29/4/2018).

Baca: Ternyata Briptu Nova Sempat Telepon Penghulu Sebelum Prosesi Ijab Kabul, Ini Cerita Ibunya

Arief berharap, agar ada upaya tindak lanjut atas hasil eksplorasi itu yakni dengan fokus pada beberapa spesies yang tergolong kritis seperti halnya Langur Borneo. "Kita harus tetap jaga spesies yang ada di lokasi eksplorasi," ungkapnya.

Sementara itu, Koordinator tim eksplorasi Bukit Semujan, Tulus Pambudi menyatakan, temuan Langur Borneo itu berkontribusi signifikan bagi dunia sains khususnya primata dalam konteks penambahan informasi.

"Selama ini International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) mencatat bahwa Langur Borneo hanya terdapat di 5 (lima) Taman Nasional di Malaysia. Temuan di Indonesia khususnya di TNDS ini menjadi menarik karena IUCN, catatannya hanya ada di lima TN di Malaysia," ungkapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved