Citizen Reporter
AMKS Memprihatinkan! Mahasiswa Sambas di Jogjakarta Minta Pemkab Sambas Perhatian
Ia berharap Pemkab Sambas agar merenovasi bangunan tersebut menjadi layak. Karena kondisinya saat ini sangat memperhatinkan.
Penulis: Syahroni | Editor: Dhita Mutiasari
Citizen Reporter
Heldo
Mahasiswa Sambas di Jogjakarta
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dewan Kehormatan (DK) Ikatan Mahasiswa Kabupaten Sambas (IKMAS) Yogyakarta meminta Pemerintah Kabupaten Sambas memperhatikan Asrama Mahasiswa Kabupaten Sambas (AMKS) Sultan Muhamad Tsafiuddin di Yogyakarta yang beralamat di jalan Garuda, Gang Beo UH III Yogyakarta.
Dewan Kehormatan IKMAS, Ardy Sanjaya mengatakan, AMKS merupakan asset Pemkab Sambas yang harus di Perhatikan dan di rawat, AMKS Yogyakarta merupakan struktur bangunan bekas rumah 2 lantai bukan bangunan layaknya gedung asrama, di beli tahun 2006 lalu.
Baca: Ratusan Personel Polres Sambas Dikerahkan di Kantor Bupati Sambas
"Hanya pernah satu kali direnovasi yaitu dengan penambahan 4 kamar di tahun 2014 , jumlah kamar yang sedikit tak sesuai dengan jumlah warga asrama yang cukup banyak, "ungkapnya.
Baca: 3 Orang Terjebak Api di Kebakaran Siantan Permai
Ia berharap Pemkab Sambas agar merenovasi bangunan tersebut menjadi layak. Karena kondisinya saat ini sangat memperhatinkan.
Atap genteng bocor, kamar yang tidak layak, kabel listrik yang semraut, WC hanya 1 yang bisa di gunakan, memiliki 7 Kamar yang masing-masing kamar di isi 3 orang, di tambah 2 kamar terbuat dari triplek ukuran 1 x 3 cukup untuk 1 orang dan terdapat lagi 2 Kamar di atas genteng yang ketika kita berdiri kepala kita akan membentur langit-langit kamar.
"AMKS yang sering kali digunkan oleh warga Sambas sebagai tempat menginap ketika berkunjung ke Yogyakarta dan tempat menginap bagi warga sambas yang anak-anaknya akan di wisuda setelah menyelesaikan pendidikanya di Yogyakarta,"jelasnya.
AMKS menjadi rumah sementara bagi setiap warga sambas yang berkunjung ke Yogyakarta.
Sudah selayakanya tempat ini harus di jadikan milik bersma warga Sambas. Dengan keadaan yang memperhatinkan di atas Tentunya warga AMKS tidak tinggal diam, iuaran gotong royong untuk memperbaiki sering dilakukan bahkan tiap bulan iuran 100.000,- per orang di sisihkan untuk memperbaiki atap yang bocor.
"Pengurus AMKS dari tahun ke tahun sering mengirim proposal dan upaya audiensi bersama Pemda Sambas untuk dapat menyelesaikan persoalan bangunan AMKS yang sudah tidak layak ini,"ujarnya.
Ia menegaskan, pentingnya keberadaan AMKS bagi Mahasiswa asal Sambas ini antusias mahasiswa yang berkuliah di sambas untuk tinggal di AMKS banyak sekali. Tapi dengan keterbatasan kamar dan kondisi kamar yang tidak layak pengurus memutuskan untuk membatasi penghuni baru.
"Dengan Kondisi kabel listrik yang semraut sejak bangunan asal di beli dan bangunan yang sudah tidak layak huni di tambah lagi daerah Yogyakarta rawan gempa. sudah selayaknya perlu mendapat perhatian khusus bagi Pemda Sambas, "ungkap Ardy.
Ardy meminta Bupati Sambas Atbah selaku Kepala Daerah menanggapi hal ini, AMKS yang sekaligus juga menjadi tempat Sekertariat IKMAS dengan jumlah anggota 150 Mahasiswa/I, biasa digunakan Mahasiswa luar (Kos/Kontrakan) asal sambas maupun luar daerah untuk melangsungkan pertemuan/rapat, belajar kelompok, berdiskusi dan sebagai tempat melepas kerinduan di tanah rantau.
Selain bangunan AMKS yang tidak layak Asset Seperti Komputer, Telivisi, Kipas dan alat Kesenian yang di beli pada tahun 2011 sudah tidak bisa digunakan.