IPC Canangkan Pembangunan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak

Dengan adanya Terminal Kijing yang mempunyai draft -15 mLws kapal-kapal besar dapat bersandar dan melakukan kegiatan bongkar....

Penulis: Ferryanto | Editor: Mirna Tribun
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Pelabuhan penumpang dan terminal peti kemas di Pelabuhan Dwikora Pontianak, Jalan Pak Kasih, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (25/8/2017) pagi. Saat ini Terminal Peti Kemas masih menjadi satu lokasi dengan Pelabuhan Dwikora hingga Pelabuhan Internasional di Pantai Kijing di Sungai Kunyit selesai dibangun. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) IPC hari ini mencanangkan pembangunan Terminal Kijing, Pelabuhan Pontianak, yang berlokasi di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Pembangunan terminal ini merupakan pengembangan dari Pelabuhan Pontianak sebagai solusi atas keterbatasan lahan serta tingginya tingkat sedimentasi sungai yang menyebabkan kapal besar sulit bersandar.

Baca: 4 Atlet Pusdiklat Anggar Mempawah Bakal Tampil di Jabar Open, Ini Namanya

Dengan adanya Terminal Kijing yang mempunyai draft -15 mLws kapal-kapal besar dapat bersandar dan melakukan kegiatan bongkar muat untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam Kalimantan khususnya Kalimantan Barat.

Terminal ini nantinya akan dikembangkan dengan konsep digital port yang dilengkapi dengan peralatan bongkar muat modern sehingga sejalan dengan visi IPC untuk menjadi Pengelola Pelabuhan Kelas Dunia yang Unggul Dalam Operasional dan Pelayanan.

Pembangunan tahap I Terminal Kijing ditargetkan akan selesai dan bisa mulai beroperasi pada tahun 2019.

“Sebagai salah satu proyek strategis nasional, Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak akan menjadi pelabuhan berstandar internasional terbesar di Kalimantan. Keberadaan terminal ini akan memperkuat konektivitas antarpulau, sekaligus mendekatkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia,” kata Direktur Utama IPC, Elvyn G Masassya, dalam sambutan Pencanangan Terminal Kijing, di Mempawah, Rabu (11/4).

Dalam kesempatan itu, Elvyn memaparkan pencapaian IPC tahun 2017, di mana perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar 10,9 triliun rupiah, yang merupakan pendapatan tertinggi selama 25 tahun usia perseroan.

Tahun 2017 juga menjadi tonggak penting dalam sejarah kepelabuhanan di Indonesia, karena untuk pertama kalinya setelah 160 tahun beroperasi, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dapat melayani kapal container berkapasitas 10 ribu TEUs.

“Ini adalah kapal terbesar yang pernah berlabuh di Indonesia. Kapal besar ini melayani rute direct call Java-America Express (JAX), yang berlayar rutin setiap minggu dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Los Angeles & Oakland, Amerika Serikat,” jelas Elvyn.

Terkait rencana pengoperasian Terminal Kijing, Elvyn optimistis akan mendorong pertumbuhan arus barang, dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi serta pengembangan industri perkebunan & pertambangan di Kalimantan. 

Terminal Kijing akan dikembangkan sebagai pelabuhan laut dalam yang mampu mengakomodir potensi hinterland dan kapal berukuran besar.

Pada pembangunan tahap pertama, IPC akan membangun empat terminal, yakni terminal multipurpose, terminal curah cair, terminal peti kemas, dan terminal curah kering.

Kapasitas terminal peti kemas diproyeksi mencapai 1 juta TEUs, sedangkan untuk curah cair dan curah kering masingmasing 8,3 juta ton dan 15 juta ton, serta untuk kapasitas terminal multipurpose, pada tahap pertama diproyeksikan mencapai 500 ribu ton per tahun.

Pada pengembangan tahap pertama, IPC akan membangun lapangan penumpukan, gudang, tank farm, silo, jalan, lapangan parkir, kantor pelabuhan, kantor instansi, jembatan timbang, serta fasilitas penunjang lainnya.

Luas dermaga yang dibangun pada tahap awal ini yaitu 15 hektar untuk dermaga curah kering, 7 hektar untuk dermaga multipurpose, 9,4 hektar untuk dermaga petikemas, dan 16,5 hektar untuk dermaga curah cair.

Nantinya, menurut Elvyn, pengembangan Terminal Kijing akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga dapat menjadi pusat industri pengolahan bahan baku baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.

“Hal ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, khususnya di Kalimantan Barat,” jelasnya.

Elvyn G Masassya mengatakan, saat ini proses pembebasan lahan akan memasuki penyelesaian tahap dua di mana di dalamnya juga terdapat beberapa asset pemerintah yang siap direlokasi.

Pada tahap konstruksi atau tahap awal, pembangunan proyek ini akan menyerap banyak tenaga kerja. Selanjutnya, jika sudah beroperasi, Terminal Kijing akan dapat menyerap lebih banyak lagi pekerja.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved